Wednesday, April 27, 2011

The Secret Sanctuary-Eleanoire part 6

“Kau sinting! Apa kau tidak mendengar yang Dave katakan tadi!” Teriak Eth kaget dan sedikit kagu dengan keberanian dan ketololan saudara kembarnya ini.
“Memangnya apa yang dikatakan Dave?” Tanyanya dengan muka polos membuat Eth dan Floriane saling pandang dan...mereka tersenyum? Mereka tersenyum satu sama lain seperti bisa membaca pikiran masing-masing.
“Umm....Eth? apakah kau pikir...?” Bisik Floriane, senyumnya menghilang, mengurangi kecantikannya. “Dia bisa mati!” Tambahnya, tetap berbisik.
“Dia tidak akan mati semudah itu. Percaya padaku. Hehehe.” Balasnya dengan suara hampir mirip mencicit. Lalu Eth berdiri dan berteriak sambil menunjuk ke arah Walth “Kau! Kau yang akan mencoba dan menjadi persembahan! Muahahahaha!” Floriane dan Walth terbengong-bengong ketika mendengar Eth berteriak. Mereka tidak mengerti apa yang dikatakan olehnya.
“Dia kenapa?” Tanya Walth
“Tidak tahu.....Dia sudah gila, kita tinggalkan saja dulu.” Usul Floriane dan mulai berjalan ke arah pintu tetapi dihentikan oleh Eth.
“Kau ingin kemana nona muda! Kau juga akan menjadi persembahan untuk meminum susu itu.” Ucap Eth sambil tersenyum.
Dengan muka datar, Floriane memutar matanya dan berkata “Kau juga akan meminumnya Eth, bukan kami saja, tetapi Walth yang akan duluan meminum susu itu. Sudahlah, kau mulai mirip seperti orang gila.” Ucapnya dengan wajah tak bersalah dia pergi ke bawah diikuti Walth.
“HEY! Tunggu! Akukan hanya bercanda! Ah! Tidak asik!” Gerutu Eth kepada dirinya sendiri dan berlari menyusul kedua saudaranya.
               Sesampainya dibawah, matahari sudah mulai tenggelam. Lagit berwarna merah, oranye dan kuning menghasilkan kombinasi warna yang indah. Floriane menunjuk ke mangkuk berisi susu dan berjalan ke arah Walth dan tersenyum manis.
“Walth! Kau kan baik hati, paling pintar dan pemberani, kau minum susu itu duluan, ya?” Bujuk Floriane membuat Walth mengangkat kedua tangannya dan berjalan ke arah mangkuk susu tersebut.
“Dia meneguknya!” Pekik Eth dengan air muka ngeri.
“Kau yang mengusulkannya. Aku sih tidak mau tahu. Kalau Walth sakit perut bukan aku yang salah.” Balas Floriane cuek. Mereka berdua melihat Walth dengan antusias. Walth menaruh mangkuk piring tersebut kembali dan melihat sekeliling. Dia menunjuk ke arah kumpulan Burung Kolibri dan berteriak-teriak kegirangan.
“Aku rasa efek bakteri di susu tersebut adalah jiwa yang akan terganggu....”Ucap Eth dengan nadanya yang konyol dan lucu. “Dan kenapa sekarang dia menghampiri kita sekarang!?” Pekik Eth sedikit ngeri karena kelakuan saudara kembarnya.
“......kenapa sepertinya aku melihat peri tadi?” Ucap Floriane bingung kepada dirinya sendiri.
“Kau mengigau” Balas Eth ketika mereka berdua menunggu Walth sampai kepada mereka.
“Hey kalian lihat! Ada peri! Lihat disana! Disana!” Teriak Walth membuat Floriane dan Eth melihat ke arah burung Kolibri tadi dan menggelengkan kepala.
“Kau berhalusinasi!” Teriak Eth.
“Coba kalian minum susu itu dan lihat sendiri!” Balas Walth dengan sedikit nada marah kepada Eth dan Floriane.
Floriane dan Eth meneguk susu tersebut dan merasakan kalau mereka tidak sakit perut! Mereka melihat sekeliling dan melihat peri berkumpul di tempat burung Kolibri tadi.
“Hey! Peri! Peri itu ada di tempat burung Kolibri yang tadi kita lihat Flo!” Teriak Eth kegirangan dengan sedikit ketidakpercayaan di nada bicaranya.
“Bukan!” Teriak Flo memuat kedua saudarnya yang mengejar peri-peri itu diam dan semua peri berhenti berterbangan menghindari tangkapan Eth dan Walth.
“Huh?” Walth bingung dengan apa yang baru dikatakan Floriane.
“Apa yang kau katakan, Flo? Aku tidak mengerti.” Tambah Eth.
“Burung Kolibri tadi adalah peri.....”Jawab Flo dengan mukanya yang datar. Sangat tidak mirip dengan Floriane yang biasanya.
“Tidak mungkin....” Ucap Eth dengan nada tidak percaya.
“Tunggu! Benar apa yang dikatakan Floriane. Burng Kolibri yang tadi kita lihat adalah Peri. Sebelum kita meminum susu, kita hanya melihat Burung Kolibri dan kupu-kupu juga lebah. Tapi ketika kita meminum susu itu, kita melihat peri dengan sayap Burung Kolibri, Kupu-Kupu, dan juga Lebah!” Ucap Walth dengan senyum bangga karena berhasil menjelaskan hal tersebut kepada Eth.
               Tiba-tiba sebuah langkah kaki terdengar bersamaan dengan langit yang mulai dilahap oleh kegelapan malam. Gramps berjalan dengan tubuh tegap dan dengan baju ‘Butler’nya. Dia berhenti tepat di depan Floriane, Etherion, dan juga Waltherion.
“Aku tidak menyangka. Kalian semua adalah cucu-cucuku yang paling pintar dan cerdik karena bisa memecahkan teka-teki dariku. Ayo kita ke dalam dan kita bicarakan tentang ini. Setelah kalian mandi dan makan malam.” Ucapnya tersenyum dan mengarahkan tangan ke arah rumah mempersilahkan ketiganya untuk jalan terlebih dahulu.
               Selesai makan malam dan mandi, mereka bertiga duduk di ruang tamu untuk berbincang-bincang dengan Gramps tentang hal ajaib yang mereka temukan beberapa saat yang lalu.
“Jadi...tadi itu apa, yah?” tanya Eth mulai kebingungan sendiri. “Apakah tadi aku benar-benar berhalusinasi atau susu itu adalah halusinogen?” Tanyanya seperti orang idiot. Walth dan Floriane menggelengkan kepala.
“Tadi itu bukan halusinasi, tadi itu adalah nyata.” Jawab Gramps karena kasihan melihat Eth yang sudah seperti orang tersesat.
“Jadi maksud Gramps....Peri itu nyata?” Tanya Floriane kagum, matanya berbinar-binar penuh kesenangan.
“Ya. Tapi kalian hanya melihat peri saja. Kalian belum melihat yang lain.” Ucap Gramps membuat ketiga saudara itu tambah kagum.
“Jadi maksudmu Gramps? Masih ada banyak macam lagi. Apakah ada Goblin, Nereid dan yang lain-lain seperti yang kita lihat di film dan DVD?” Tanya Walth.
“Ya. Tapi, sayangnya ini bukan film, dan kita sedang berada di dunia nyata, bukan DVD. Apakah kalian tahu kenapa kalian tidak kuizinkan ke Hutan Barat?” Tanya Gramps kkepada ketiga saudara itu.
“Aku tahu...maksudku...sepertinya aku tahu.” Ucap Floriane membuat Gramps terbengong-bengong. Walth dan Eth bersikap sama seperti Gramps. Mereka tidak tahu kalau Floriane sudah pernah ke Hutan Barat. Yang mereka tahu dia selalu di dalam kamar atau di taman.
“Kau pergi ke Hutan Barat?” tanya Gramps dengan nada bingung dan dapat terlihat mukanya mengekspresikan kengerian yang luar biasa.
“Tidak! Aku tidak pernah ke Hutan Selatan, tapi......”
“Tapi?....”Eth mulai bingung sekarang.
“Aku merasa aku pernah kesana.” Ucap Floriane membuat Gramps kembali bersender ke kursinya.
“Coba kau jelaskan apa yang ada dan bagaimana keadaan hutan itu.” Ucap Gramps dengan nada kembali tenang.
“Hmm....disana...ada sebuah rumah tua. Rumah itu sudah hampir hancur....tapi...sepertinya ada yang tinggal disana...”Gramps kembali tegang. Suasana menjadi tegang kembali. Walth dan Eth hanya bisa terdiam.
“Lanjutkan saja. Tidak perlu takut.” Ucap Gramps mencoba menenangkan Floriane yang sudah terlihat ngeri dan waspada.
“A-ada seorang perempuan...sepertinya...yang tinggal disana..dia sering memanggilku...tapi yang disebut bukan namaku...yang dia sebut adalah....Eleanoire..”Ketika Floriane menybutkan nama itu, angin diluar serasa berhembus kencang. Kilat menyambar dan hujan turun. Suasana yang tadinya hangat sekarang serasa menjadi dingin karena kengerian.
“Kau!” Teriak Gramps kepada Floriane membuat Floriane tersentak. “Darimana kau tahu nama itu?” Tanya Gramps dengan nada mengerikan dan juga ketakutan.
“Aku mendengarnya....aku hanya mendengarnya....” Tiba-tiba Floriane mendengar sebuah suara
“Eleanoire...Eleanoire....”
“Kalian dengan itu!? Kalian dengar wanita itu memanggil Eleanoire. Siapa itu Eleanoire?” Angin berhembus semakin kencang diluar. Terlihat sebuah pohon tumbang. Gramps langsung berdiri dan melihat keluar jendela.
“Hentikan! Jangan sebut nama itu lagi! Nama itu sakral! Sekarang sebutkan nama Veronica, Veronica sebanyak 2 kali.” Perintah Gramps sangat mengerikan membuat Floriane langsung melakukannya. Tiba-tiba angin menjadi tenang kembali dan hujan berhenti, kilat tidak menyambar seliar tadi.
“Ke-Kenapa bisa begitu?” Tanya Walth dan Eth berbarengan. Mereka baru bisa bicara karena seperti ada tekanan tadi. Tenggorokan mereka serasa kering.
“Kau...”Gramps mengacungkan jarinya ke Floriane dengan wajah kagum. “Kau adalah reinkarnasinya....”Ucapnya
“Huh?! Reinkarnasi siapa?” Tanya Floriane tambah bingung.
“Dewi Mimpi” Ucap Eth membuat semua kaget.

No comments:

Post a Comment