Wednesday, April 27, 2011

Aishllinn Summer and The Secret of The 4 Seasons-part 3

Aishllinnpun bergegas menuju ruang Dormitory utama untuk bertemu dengan Canon. Sesampainya di pintu Dormitory perempuan, Aishllinn melihat Canon menunggu di sebelah pintu dormitory perempuan-Dormitory utama. Canon menggenggam sebuah tongkat sihir yang sangat antik kelihatannya. Dengan bentuk naga yang bersanding dengan seorang malaikat di ujungnya. Kelap-kelip seperti glitter di bagian tubuh tongkat. Tongkat Canonkah? Sangat indah kelihatannya.
               Di saat Aishllinn menghampiri Canon, Canon tanpa sengaja melihat ke dalam Dormitory Perempuan dan bertatapan dengan Aishllinn. Kaget dengan warna mata Aishllinn yang sangat indah-kebiru-biruan dan berkilapan-Canon terpaku dan terus menatap ke arah Aishllinn membuat gadis tersebut gelisah dan merasa malu.
“Kenapa memperhatikanku seperti itu?! Memang di wajahku ada apa?!” Bentak Aishllinn karena malu. Kaget karena dibentak-bentak, Canon tersadar dan langsung mengalihkan pembicaraan.
“Ah tidak...tidak ada apa-apa. Ini...”Canon memberikan tongkat indah itu kepada Aishllinn “ ini adalah tongkat sihirmu. Tongkat ini dibuat dari kayu Oak suci. Beruntung sekali bisa mendapatkan tongkat seperti itu.” Ucap Canon iri. Aishllinn yang merasa tidak peduli dengan tongkat langsung memperhatikan Canon.
“Kalau mau, buatmu saja” Ucap Aishllinn polos.
“Mana boleh?! Tongkat ini memilih pemiliknya! Dan dia memilihmu!” Bentak Canon karena merasa bodoh sekali Aishllinn berkata seperti itu.
“Tahu dari mana?” Tanya Aishllinn. Pertanyaan yang dilontarkan Aishllinn membuat Canon melongo.
“Tahu ah! Sudah sana ! kembali saja ke kamarmu! Tidur! Jangan banyak tanya!” Jawab Canon sebal karena tidak bisa menjawab pertanyaan Aishllinn. Canon langsung bergegas memasuki Dormitory Lelaki yang berjarak sekitar 4 meter dari pintu Dormitory perempuan dengan wajah memerah. Aishllinn menatap Canon sambil nyengir karena melihat Canon yang kesal dan ngedumel sendiri. Aishllinnpun memasuki pintu Dormitory Perempuan dan tersenyum-senyum sendiri.
               Sesampainya di kamar, Aishllinn hanya tertawa-tawa kecil ketika mengingat wajah Canon tadi. Tiba-tiba, dia menyadari kalau Charlotte tidak ada.
“Charlotte? Charlotte kau dimana?” Tanya Aishllinn bingung. Padahal belum ada 10 menit meninggalkan Charlotte di kamar. Tiba-tiba Aishllinn mendengar suara seseorang terjatuh. Aishllinn tidak ketakutan karena dia tahu kalau Eldon dihuni para Curla-serupa dengan hantu tetapi tidak berbahaya-yang baik dan tidak berbahaya.
“Ouch!” Sebuah suara terdengar tidak jauh dari sumber bunyi. Aishllinn bingung karena Curla jarang berbicara kecuali ada hal penting. Aishllinn mulai merasa ketakutan, dia mengeluarkan tongkat yang diberikan Canon tadi. Mungkin bisa berguna dengan beberapa mantra.
“Siapa disana?! Ayo! Cepat keluar!” Teriak Aishllinn dengan nada mengancam
“Keren! Hahahaha!” Sebuah suara terdengar lagi. Suaranya menyerupai suara Charlotte.
“Charlotte?” Ucap Aishllinn bingung tapi tetap waspada. Tiba-tiba Charlotte keluar dari balik tirai.
“Hey! Aku menemukan sebuah penemuan!” Teriak Charlotte girang sambil berjingkrak-jingkrak menuju Aishllinn
“Penemuan?” Tanya Aishllinn bingung dan juga lega mengetahui kalau tadi itu adalah Charlotte.
“Aku menemukan mantra untuk bisa menghilang.”
“Huh?” Aishllinn bingung dengan teman sekamarnya ini. Karena ditatap seperti itu, Charlotte menunjukkan penemuannya itu.
“Lihat ini! ‘Dis-appere’! Aku menghilang!” Teriak Charlotte ketika dia perlahan-lahan mulai menghilang.
“Kereeeeeen!!!! Bagaimana kau melakukannya?” Tanya Aishllinn sambil tetap terkagum-kagum.
“Hanya menggoyangkan tongkat dan mengucapkan ‘Dis-appere’! Aku hebatkan! Tapi jangan beritahu siapa-siapa ya?”
“Tentu!” Tiba-tiba di sela kesenangan mereka, Aishllinn mendengar lonceng berbunyi. “Apa itu?” Tanya Aishllinn.
“Lonceng pertanda sudah waktunya kita tidur. Kalau kau tidak mau diberi detensi, lebih baik tidur sekarang.” Ucap Charlotte seraya melompat ke tempat tidur. “Kau sudah selesai membaca buku itu?” Ucap Charlotte sambil menunjuk buku tebal di meja.
“Belum. Bila sudah selesai aku akan mengembalikkannya kepadamu.” Balas Aishllinn
“Baiklah. Selamat tidur.” Ucap Charlotte sambil menarik selimut menyelebungi tubuhnya sampai ke leher.
               Suasana seketika sunyi. Aishllinn merasa nyaman tidur dengan suasana sunyi seperti ini. Tidak seperti di rumah paman dan bibinya yang selalu ribut sampai jam 12 malam. Aishllinnpun tertidur nyenyak tanpa gangguan sedikitpun. Tiba-tiba, tepat pada jam 12, Aishllinn terbangun dari tidurnya. Dia melihat sekelebat bayangan dari luar jendela. ‘apa itu?’ pikir Aishllinn sambil terus menatap jendela.
“Aishllinn.......mendekatlah....datanglah...datanglah kepadaku....” Sebuah bisikan terdengar dari luar jendela. Aishllinn merasakan sebuah keinginan yang besar untuk melihat keluar jendela dari dalam dirinya. Aishllinn mulai turun dari ranjangnya dan berjalan lamban menuju jendela. Sesampainya di jendela, Aishllinn mencondongkan tubuhnya ke depan untuk melihat sekeliling. Tiba-tiba, Aishllinn melihat seorang wanita yang sangat cantik dengan baju berwarna putih gemerlapan. Wajah dan lekuk tubuhnya sangatlah memiliki kemiripan 100% dengan Aishllinn. Aishllinn merasa kalau ada cermin di depannya. Bedanya, Aishllinn tidak bisa melayang seperti itu.
“Kau siapa?” Tanya Aishllinn gugup berbicara dengan wanita yang sepertinya berasal dari dunia lain.
“Aku adalah kekuatan dalam dirimu Aishllinn.....Kekuatan yang tersimpan di dalam dirimu....Biarkanlah aku masuk ke dalam dirimu....Gunakanlah aku untuk kebaikan....Terimalah aku Aishllinn.” Ucap wanita itu seraya masuk-meresap ke dalam kulit Aishllinn. Aishllinn merasa kekuatan di dalam tubuhnya meluap-luap dan tidak terkendali. Aishllinnpun pingsan.
“llinn....Aishllinn! Aishllinn bangun!” Sebuah suara samar-samar terdengar oleh Aishllinn.
“Urgh! Aku dimana?” Tanya Aishllinn karena sekelilingnya kelihatan berbeda dengan sebelumnya.
“Kau ada di Infirmary! Apa yang telah terjadi? Kau kutemukan pingsan dekat jendela tadi pagi!” Teriak Charlotte cemas karena temannya ini pingsan pada saat dia baru bangun.
“Aku tidak apa-apa kok. Hanya sedikit pusing” Balas Aishllinn untuk menenangkan Charlotte.
               Tiba-tiba pintu infirmary terbuka, Canon berlari diikuti Casie dan Alicia di belakangnya.
“Aishllinn! Aishllinn kau tidak apa-apa?” Tanya Canon setengah berteriak karena khawatir.
“Aku tidak apa-apa kok.” Jawab Aishllinn.
“Fiuh! Syukurlah, aku pikir kau dalam bahaya.” Ucap Alicia sambil menepuk dada pertanda lega.
“Ya. Aku pikir kau dalam bahaya besar” Lanjut Casie.
“Sudahlah, apakah pelajaran sudah mau dimulai?” Tanya Aishllinn.
“Belum. Masih ada satu setengah jam lagi. Kau lebih baik cepat-cepat berbenah diri-mandi-kalau tidak ingin telat pada hari pertama, kami akan menunggu di depan Dormitory perempuan” Ucap Canon sambil membantu Aishllinn berdiri.
“Canon, kau sepertinya perhatian sekali terhadap Aishllinn.” Ucap Charlotte sambil nyengir dan melipat kedua tangannya. Muka Canon memerah.
“Sudahlah! Ayo bantu aku membantu Aishllinn berdiri!” Teriak Canon karena kesal.
               Sesampainya di Dormitory Fantasieren Utama, Aishllinn sudah bisa berjalan seperti biasa. Aishllinn buru-buru mandi dan ganti baju. Setelah selesai, Aishllinn dan teman-temannya langsung berlari ke Ruang Utama karena takut telat.
               Setibanya disana, Ruangan Utama sudah sangat ramai. Kelompok Weideland, Fantasieren, dan Dunst sudah berkumpul semua dengan kelompok masing-masing. Canon memimpin untuk mencari tempat duduk yang kemarin ditempatinya bersama dengan keempat teman barunya. Tiba-tiba, seorang Dunst mendorong Canon, tetapi beruntung karena Aishllinn dibelakangnya, Canon tidak terjatuh.
“Hey! Apa maumu? Tidak bisakah kau melihat?” Bentak Aishllinn karena kesal dengan sikap Dunst tersebut. Tiba-tiba Dunst tersebut nyengir melihat reaksi Aishllinn ‘berani sekali’ pikirnya.
“Hahaha. Berani sekali kau. Wajahmu lumayan cantik mungkin cocok untuk kujadikan pembantu utamaku. Haha” Ucap Dunst tersebut.
“Jaga bicaramu, Alex!” Bentak Canon terhadap Dunst bernama Alex itu.
“kalau aku tidak mau kau akan berbuat apa, Canon? Cowok lemah sepertimu tidak mungkin bisa mengalahkanku! Hahahaha”
“Ya! Ya! Itu benar! Dasar pecundang!” Lanjut seorang Dunst lagi.
“Hentikan itu Mario! Kau selalu meniru perkataanku!” Ucap Alex.
“Kalau kau hanya mau cari ribut. Lebih baik kau cari ribut dengan sesama Dunst! Kami tidak sudi menghabiskan waktu hanya untuk menanggapi ejekan tak bermutumu!” Bentak Aishllinn sambil menerobos kelompok Dunstnya Alex. Ketika Aishllinn menerobos, Alex menjambak rambutnya dan menariknya.
“Dasar! Kau pikir kau hebat huh, Aishllinn Summer? Rasakan ini!” Teriak Alex sambil menarik rambut Aishllinn. Suasanapun menjadi panas. Semua murid memandangi kejadian seru itu. Aishllinn yang sangat menyayangi rambutnya, merasakan kemarahannya meluap-luap.
“’Accendro!’” Teriak Aishllinn sambil mengarahkan tongkat ke arah Alex. Sebuah halilintar menyerang Alex. Alex terlontar jauh dan kemudian tidak sadarkan diri. Semua orang memandangi kejadian itu dengan perasaan senang karena Alex dijatuhkan, dan perasaan takut karena Aishllinn begitu kuat dan mengerikan. Aishllinn merasa pandangannya mulai buram, pada akhirnya dia pingsan.  Canon, Charlotte, Casie, dan Alicia yang kaget dengan sihir yang Aishllinn gunakan tidak berkutik. Tiba-tiba, karena mendengar keributan, seorang guru datang dengan tergesa-gesa.
“Ada apa ini?” Tanya guru tersebut dengan nada membentak karena kaget melihat seorang Dunst dan Fantasieren pingsan.
“Anak itu, Aishllinn Summer. Dia menggunakan sihir yang tidak diketahui dan menyerang Alex Carnoire karena telah menarik rambutnya dengan keras.” Teriak seorang Weideland bernama Pamela Iris. Guru tersebut kaget. ‘sihir tak diketahui? Mungkinkah.....’
“Canon! Sebagai King di Fantasieren, bawa gadis itu ke infirmary. Dan Lydia, sebagai ketua dari Dunst, bawa Alex ke infirmary.” Perintah tersebut langsung dijalankan oleh kedua perwakilan Dunst dan Fantasieren.
“Urgh....ahh...Infirmary. INFIRMARY! Aku harus cepat agar tidak ketinggalan pelajaran Dark Magic” Teriak Aishllinn setelah sadar. Aishllinn tiba-tiba dicegah keluar oleh Alex dan seorang wanita, Lydia.
“Aishllinn Summer, bila kau ingin mencari masalah, jangan cari masalah dengan seorang Dunst. Kami tidak akan pernah melupakan hal apa yang telah kau perbuat terhadap Alex. Kami akan membuat hidupmu di sekolah ini tidak tenang.” Ancam Lydia sambil melipat kedua tangannya dan menatap tajam ke arah Aishllinn.
“Aku tidak peduli! Lagipula, kekasihmu kok yang menyerangku duluan. Jangan salahkan aku! Permisi!” Bentak Aishllinn sambil berlari. Tiba-tiba, dia melihat Canon bersandar di tembok dekat infirmary.
“Canon?”
“Ah...Aishllinn kau sudah sadar. Syukurlah. Kalau begitu cepat, pelajaran Dark Magic belum berlangsung lama. Lewat sini!” Ucap Canon seraya menarik tangan Aishllinn dan berlari ke arah sebuah lorong dan terus menuju sebuah pintu bertuliskan ‘DARK MAGIC CLASS’ dengan tulisan tebal sehingga terlihat jelas bagi siapa saja yang lewat. Canon membuka pintu dan semua orang memandang kedatangan kedua orang itu.
“Namamu?” Ucap seorang wanita yang sepertinya Aishllinn kenal....MIDORINA!
“Canon dan Aishllinn” Jawab Canon sopan.
“Canon siapa dan Aishllinn siapa” Ucap Midorina berpura-pura tidak tahu Aishllinn.
“Canon Callum dan Aishllinn Summer” Ucap Canon dengan wajah tegang karena Midorina memiliki air muka yang tidak bisa ditebak.
“Duduklah di tempat yang telah disediakan Mr. Callum dan Ms. Summer” Ucap Midorina seraya menunjuk 2 buah kursi kosong yang bertuliskan nama mereka masing-masing. Terlihat Casie dan Alicia berada di sebelah kursi Aishllinn. Mereka juga melihat Lydia dan Alex ada di 2 kursi terbelakang dengan tatapan dendam ke arah mereka.
“Baiklah! Hari ini kita akan belajar tentang Dark Magic. Tapi, kita akan memulai pelajaran dengan perkenalan. Namaku adalah Midorina Arkanger”Ucap Midorina sambil menuliskan namanya di papan besar berwarna hijau menggunakan sebuah kapur. “Dari pojok kiri sampai ke pojok kanan! Sebutkan nama kalian! Berurutan!” Teriak Midorina yang membuat sekelas kaget.
               Hampir seluruh isi kelas menyebutkan nama mereka, tinggal satu baris lagi. Barisan Canon, Aishllinn, Alicia, Casie, dan dua orang lagi yang mereka tidak kenal.
“Angela LaraMoire”
“Thomas Claward”
“Alicia Ento De La Noire”
“Casie Mac De La Noire”
“Aishllinn Summer”
“Canon Callum”
“Baik! Semua telah menyebutkan nama. Aku akan berusaha untuk mengingatnya. Pelajaran pertama tentang Dark Magic! Dark Magic bukan untuk melukai atau berkuasa atas orang lain, melainkan untuk melindungi diri sendiri dan juga orang-orang yang kita sayangi. Dark Magic adalah sebuah kekuatan magis yang digunakan untuk kebenaran, untuk memusnahkan kejahatan! Bukan sebaliknya! Kalian mengerti!” Jelas Midorina panjang lebar. Beberapa anak memegang teguh perkataan bijak Midorina, tetapi tidak untuk para Dunst. Untuk sebagian besar Dunst, perkataan Midorina tidak penting, sampah. Karena itulah, Midorina sangat tidak suka dengan kelompok Dunst.
“Mantra pertama yang akan aku ajarkan semester ini adalah mantra ‘Fireal’. Mantra untuk membakar, mantra untuk menembakan sebuah bola api kepada musuh. Mantra ini sangat berbahaya, jangan gunakan kepada teman kalian karena kemungkinan untuk selamat sangat kecil. Kecuali untuk kepala sekolah tentunya, dia sudah tidak mempan. Baik! Untuk percobaan pertama, Aishllinn Summer dan Canon Callum maju ke depan.” Mendengar namanya dipanggil, Aishllinn kaget , begitu juga Canon. Mereka berdua langsung maju ke depan dan berdiri di depan Midorina menunggu perintah.
“Aishllinn, kau akan menggunakan mantra ‘Fireal’ kepada Canon” Ucap Midorina tegas.
“Tapi, Ms. Arkanger. Bukankah kau bilang jangan gunakan ke teman?” Tanya Aishllinn dengan nada khawatir.
“Hohoho, kau sungguh lucu Ms. Summer. Tentu saja aku akan mengajarkan kepada Mr. Callum bagaimana cara untuk menahan serangan darimu.” Ucap Midorina sambil tertawa geli atas reaksi Aishllinn. “Kalau begitu, Mr. Callum, angkat tongkatmu, ucapkan ‘Fireeld’ maka akan terbentuk perisai tak nampak untuk melindungi diri sendiri dari serangan ber-elemen api. Bagi yang lain, catatlah mantra-mantra ini karena kemungkinan besar kalian akan melupakannya.” Ucap Midorina kepada Canon dan murid-murid lain sambil memasang kuda-kuda.
“Ayo, Ms. Summer. Jangan khawatir, aku ada di sebelah Mr. Callum untuk melindunginya bila terjadi apa-apa.” Ucap Midorina karena melihat wajah Aishllinn yang penuh kekhawatiran.
“Baik....” Aishllinn memasang kuda-kuda dan mulai mengangkat tongkatnya.
‘Aishllinn.....gunakan aku....gunakan aku sebagai kekuatanmu....’ Sebuah bisikan seperti pada malam hari terdengar, suara perempuan itu lagi! Aishllinn menggelengkan kepala mengusir bisikan tersebut.
“ Baik...’Fireal’!” Aishllinn meneriakan mantra dan sebuah bola api yang sangat besar terlontar dari tongkatnya dengan kecepatan yang luar biasa cepat, Aishllinn terlonjak ke belakang karena kekuatan dari dirinya yang sungguh besar itu. Canon dengan wajah kaget langsung mengucap mantra, tetapi kekuatannya tidak cukup untuk menahan bola api tersebut. Midorina yang kaget juga karena tidak tahu bagaimana Aishllinn bisa menciptakan bola api sebesar itu langsung membantu Canon.
“Ahhh! Canon! Ms. Arkanger!” Aishllinn kaget melihat hal itu dan langsung berlari ke arah teman dan gurunya untuk membantu.
“Fireeld!” Teriak Aishllinn tergesa-gesa untuk melindungi Midorina dan Canon. Ketika Aishllinn mengucapkan mantra itu, bola api itu langsung menghilang. Aishllinn berhasil melindungi nyawa guru dan temannya itu. Aishllinn merasa tubuhnya goyah ketika selesai mengucapkan mantra. Ia jatuh terduduk, tetapi ia masih sadar.
“Aishllinn....apa yang kau lakukan? Kenapa bola apimu begitu di luar kontrol?” Tanya Midorina dengan perasaan takut bercampur kagum karena anak di depannya ini sangatlah kuat.
“Aku....aku...aku tidak tahu...aku hanya mengucapkan mantra sesuai dengan yang kau ajarkan. Maafkan aku Ms.Arkanger.” ucap Aishllinn dengan perasaan yang lega karena berhasil melindungi orang lain.
“Kau tidak perlu minta maaf! Kau itu brillian! Aku harus menceritakan semua ini kepada kepala sekolah.” Ucap Midorina dengan perasaan senang dan kagum.
“Bisakah kita hentikan pelajaran hari ini Ms. Arkanger? semua murid sedang syok karena kejadian tadi. Terutama Aishllinn.” Pinta Canon sambil membantu Aishllinn berdiri dibantu kedua temannya Alicia dan Casie.
“Baiklah. Pelajaran hari ini selesai, kembali ke dormitory kalian masing-masing dan bersiap untuk pelajaran selanjutnya.” Ucap Midorina sambil berjalan menuju kursinya dan duduk dengan sikapnya yang seperti biasa, tenang dan mencekam. Semua murid berjalan meninggalkan kelas menuju dormitory mereka masing-masing. Sementara semua kembali ke dormitory mereka, Aishllinn dibantu Canon, Alicia, dan Casie menuju Infirmary. Dengan banyak pikiran yang berkecamuk di dalam otaknya, Canon merasa Aishllinn bukanlah penyihir biasa. Mungkinkah, perkataan Topi Pemilihan ada benarnya? Canon terus berpikir seperti itu sambil membopong Aishllinn menuju Infirmary.
“Hey, Lydia. Kau kenapa?” Ucap Alex yang melihat Lydia memerhatikan keempat penyihir itu.
“Tidak. Aku tidak apa-apa. Ayo kita pergi.” Balas Lydia dengan sikap dingin.

No comments:

Post a Comment