Wednesday, April 27, 2011

Aishllinn Summer and The Secret of The 4 Seasons-part 2

               Pada akhirnya, kereta sudah sampai di Eldon, sekolah dengan bangunan yang terlihat tua namun kokoh. Terlihat Eldon merupakan Sekolah yang menyerupai sebuah istana megah dengan ruangan-ruangan dengan pintu yang besar di dalamnya. Dengan atap runcing berwarna coklat muda dan dinding dari batu bata berwarna Mocca. Aishllinn memasuki sekolah yang dia pikir tidak ada taranya itu dan melihat kalau di dalamnya, terdapat sebuah ruangan dengan pintu yang luar biasa besar dan terbentang yang terlihat seperti ruang makan para penyihir disana. Lampu candelier yang tergantung tanpa menyetuh atap ruangan dan lukisan yang indah tergambar di atap itu. Di ujung ruangan terdapat beberapa kursi dengan meja yang panjang menyatu seperti khusus dibuat untuk para guru. Penyihir-penyihir cilik berlari-larian di dalamnya, penyihir-penyihir lain berceloteh dengan satu sama yang lain. Aishllinn terkagum-kagum dengan pemandangan yang dia lihat saat ini.      
               Tiba-tiba, semua orang diam tak berkutik dan memandang ke arah Aishllinn. Bingung tentang tatapan tersebut Aishllinn diam tak berkutik juga. Seseorang dari ruangan tersebut memberikan tanda kepada Aishllinn untuk berputar, Alicialah yang memberi tanda.
               Setelah Aishllinn berbalik, sekelompok lelaki dengan wajah tampan dan salah satunya adalah lelaki yang berambut hitam legam tadi.
“Dia orangnya, dia yang bernama Aishllinn.” Ucap lelaki berambut hitam legam itu.
“Bawa dia ke ruangan kepala sekolah. Aku mengenalnya.” Jawab salah satu lelaki yang paling tampan di antara yang lain menurut Aishllinn.
“Baik, ketua!” Jawab yang lain serempak sementara lelaki tersebut menatap ke Aishllinn seakan ingin melihat ke dalam lubuk hatinya. Tiba-tiba air muka lelaki itu mengeras dan langsung berjalan pergi menuju ruangan kepala sekolah seraya diikuti Aishllinn dan juga anggotanya yang lain.
               Ketika sampai di ruangan kepala sekolah, Aishllinn di suruh berjalan ke dalam mengikuti ketua kelompok itu dan yang lain tetap di luar menunggu. Sesampainya di dalam, Aishllinn terkejut ketika dia melihat ruangan yang sangat luas. Dari luar, terlihat seperti ruangan yang kecil, tapi di dalamya....WOW!
               Seorang lelaki tua dengan jenggot yang sangat panjang dan seluruh rambutnya berwarna putih sedang memandang keluar jendela. Lelaki tersebut menggunakan jubah panjang berwarna biru tua dengan topi layaknya di TV yang menampilkan seorang penyihir baik yang menggunakan topi kerucut dan jubah panjang. Aishllinn diberi tanda untuk menunggu oleh lelaki muda di depannya.
“Kepala Sekolah...Aishllinn sudah datang.” Ucap lelaki itu dengan suara yang dalam dan tegas tetapi sopan.
“hmm.....Aishllinn....Aishllinn Summer? Majulah kemari, aku ingin melihatmu lebih dekat” Ucap Kepala Sekolah setelah berputar menghadap Aishllinn. Aishllinn melangkah ke depan mendekati lelaki tua itu.
“Ahh....kau sangat mirip dengan ibumu....rambut keemasan seperti ibumu, kulit seputih salju seperti ayahmu. Hmm??? Kenapa kau menggunakan kacamata? Aku baru tahu kau menggunakan kacamata...” Ucap Kepala Sekolah seperti tahu kalau Aishllinn tidak seharusnya menggunakan kacamata.
“Uh...umm... aku tidak ingin....membuat orang lain menjauhiku karena mataku yang berwarna biru laut.” Ucap Aishllinn malu.
“Buka kacamatamu, nak. Kau tidak memerlukannya. Canon, tolong antarkan Aishllinn ke dormitory-asrama-perempuan. Dan jangan lupa untuk membuka kacamatanya. Tapi sebelum itu, kau harus mengganti baju dan berkumpul di meja makan untuk ditentukan kau akan mengikuti kelompok ‘Dunst’, ‘Weideland’ atau ‘fantasieren’”
“Apa perbedaannya?” Tanya Aishllinn menampakkan wajah polosnya seraya membuka kacamata.
“Kau akan mengetahuinya sendiri nanti” Ucap Kepala sekolah tersebut sambil tersenyum.
“Kami akan pergi. Maaf menggangu” Ucap Canon.
“Canon, jangan lupa untuk mengajaknya berkeliling” Kepala sekolah itu tersenyum ketika melihat wajah Canon yang memerah entah kenapa.
  Setelah mereka pergi menuju ruangan yang ternyata adalah tempat makan bersama-ruangan yang besar tadi- dan juga disebut Ruangan Utama. Aishllin bertemu dengan Alicia dan Casie dan diikuti oleh Canon tanpa anak buahnya. Casie dan Alicia kaget ketika melihat Canon mengikuti Aishllin ke arah mereka.
“Casie! Alicia!” Teriak Aishllinn yang diikuti oleh kekagetan kedua teman-temannya ketika melihat Aishllin tanpa kacamata. Tapi, mereka berusaha untuk bersikap tenang karena mereka takut Aishllinn akan tersinggung nanti.
“Casie....Alicia...aku mau tanya, apa perbedaan kelompok.‘Dunst’, ‘Weideland’ dan ‘fantasieren’?” Tanya Aishllinn penasaran sambil menatap kedua temannya yang terlihat gelisah melihat Canon di sebrang mereka, atau lebih tepatnya di sebelah Aishllinn. Tentu saja, hal itu tanpa diketahui Aishllinn.
“Kalau Dunst, itu adalah kelompok yang biasanya sangat jahil dan biasanya dapat dibilang jahat. Kalau Weideland itu untuk penyihir yang biasa-biasa saja, ya normal lah. Kalo disini Fantasieren adalah kelompok yang sangat langka, semua yang berada disana sangat terkenal. Mereka adalah penyihir spesial dengan kekuatan spesial. Contohnya adalah anggota club ‘Angel’” Jelas Casie panjang lebar. Sementara mendengar namanya disebut-sebut, Canon memalingkan muka tanda seperti merasa kalau dia orang spesial yang ditakuti. Aishllinn menatap Canon yang menurutnya bertingkah aneh. Merasa dirinya diperhatikan, muka Canon memerah entah kenapa, dia sangat gelisah diperhatikan seperti itu.
“Ada apa?! Jangan memperhatikanku seperti itu!” Omel Canon karena kegelisahannya memuncak.
“Habisnya...kalau dilihat-lihat kau ini sepertinya pemalu dan memiliki sesuatu yang menarik, jadi...kuperhatikan saja.” Ucap Aishllinn menampakkan kepolosannya. Casie dan Alicia bingung dengan ucapan Aishllinn. ‘malu’? kata yang sebenarnya kurang diperhatikan. Ternyata itu dia alasannya kenapa anggota club ‘Angel’ tidak suka diperhatikan. Ternyata mereka pemalu! Walaupun begitu, Alicia dan Casie tetap berdiam diri tidak mengucapkan apa-apa, sementara mereka bingung dengan kedekatan Aishllinn dan Canon, Kepala sekolah yang ternyata bernama Claymore, menaiki podium dan mulai berbicara panjang lebar dan menyambut murid-murid baru di Eldon.
“Demikian dari saya. Selanjutnya, akan diadakan pemilihan kelompok, bagi para murid baru yang dipanggil namanya, maju ke depan. Mario Wink!”
“Alexandra Bottom!”
“Aishllinn Summer!” *murmur*  *murmur* Semua orang terkaget-kaget ketika nama Aishllinn disebut-sebut. Entah kenapa sepertinya nama itu begitu familiar. Aishllinnpun maju ke depan. Semua orang menatap dirinya dengan perasaan kagum bercampur penasaran.
“Aishllinn Summer, duduklah di kursi ini dan pakailah topi ini. Topi Pemilihan akan menyebutkan kelompok mana yang akan kau ikuti.” Ucap Kepala Sekolah lembut dan ramah, layaknya seorang kakek kepada cucunya. Tapi tentu saja, dia berbuat seperti itu kepada semua murid disin, bukan Aishllinn saja.
“Baik kepala sekolah” Ucap Aishllinn seraya menggunakan topi itu dan menduduki kursi.
“Hmmm.....OH! OH! Anak terpilihkah?! Seorang dewilah engkau di dunia penyihir. Penolong bagi kita semua. Kau akan kumasukkan di kelompok terpilih....Kelompok FANTASIEREN!” Celoteh Topi Pemilihan yang membuat Aishllin terkaget ketika mendengar Topi itu berbicara. Semua orang kaget ketika mendengar bahwa Aishllinn adalah dewi? Penolong? Apakah yang dimaksud Topi Pemilihan. Tiba-tiba Kepala Sekolah berdiri dari kursinya.
“Semua diam! Janganlah mendengarkan Topi Pemilihan, dia hanya berceloteh seperti yang biasa.” Ucap Kepala Sekolah ketika ruangan menjadi ribut dan para murid mulai membuat keributan dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. Memang benar ‘dia’ sering berceloteh yang aneh-aneh, tapi kali ini, celotehannya sangatlah memiliki arti. Tapi, karena Claymore sudah berbicara seperti itu, mereka bisa apa lagi. Semua langsung diam tak berkutik. Aishllinn langsung kembali ke tempat duduknya tadi dan gelisah ketika semua orang menatapnya.
               Setelah pemilihan kelompok selesai, Aishllinn diantar oleh ketiga teman barunya-Canon, Alicia, Casie-ke Dormitory Fantasieren. Dengan pintu besar berukiran 2 pasang malaikat yang menari-nari di langit. Canon membuka pintu itu dengan sebuah mantra, mantra ‘Pandora’. Ketika Canon menyebutkan kata itu, seketika itu juga pintu terbuka dan terlihatlah sebuah ruangan megah dengan penyihir-penyihir cantik dan tampan didalamnya. Ternyata Dormitory Fantasieren lelaki dan perempuan memiliki ruangan dimana mereka bisa berkumpul. Tetapi kamar tidur dipisah. Pintu kamar tidur perempuan terletak di pojok sebelah kiri sedangkan untuk lelaki sebaliknya. Alicia, Casie, dan Aishllinn terpana ketika sampai di tempat itu. Mereka tidak menyangka kediaman kelompok Fantasieren sangatlah indah dan mewah. Ketika kedua temannya terpana, Aishllinn memperhatikan sekeliling, dia sangat terkesima dengan keadaan sekitar. Seketika itu juga, seorang perempuan menghampiri Aishllinn dan kawan-kawan.
“Kau anak baru, ya? Perkenalkan namaku Maria Spring. Kau bisa memanggilku Maria.” Ucap perempuan itu ramah.
“Ya, namaku Aishllinn Summer. Senang berkenalan denganmu, Maria.” Balas Aishllinn sambil tersenyum.
“Kau mungkin belum terbiasa dengan keadaan sekitar. Tapi lama-kelamaan kau pasti akan terbiasa. Canon adalah ketua disini, kau bisa menanyakan apa saja kepadanya. Oh aku lupa, disini terdapat 3 kedudukan, King yang ditempati oleh Canon, Queen yang ditempati olehku dan Jack yang ditempati oleh Martin. Setiap tahun akan ada pemilihan kedudukan, kau bisa terpilih bila kau memiliki nilai yang baik semester ini. Berjuang ya! Aku pergi dulu.” Jelas Maria panjang lebar dan berjalan pergi meninggalkan mereka berempat yang terpaku akan penjelasan Maria.
“Memang benar, ya?” Tanya Aishllinn pada Canon.
“Ya, itu memang benar.” Jawab Canon pendek.
“Asyik sekali ada pemilihan seperti itu! Coba kalau Weideland seperti itu, pasti mengasyikkan.” Gerutu Casie.
“Dasar! Hei Aishllinn, kami pergi dulu ya. Canon, terimakasih ya. Ternyata kau tidak sombong seperti yang kami kira.” Ucap Alicia.
“Yah...kalian sudah mau pergi...ya sudah deh. Hati-hati, ya?” Ucap Aishllinn cemberut karena temannya sudah mau pergi.
“Jadi maksud kalian, aku terlihat sombong, ya?” Tanya Canon sambil melipat kedua tangannya.
“hahahaha. Nggak jadi deh. Dah!!! Besok ketemu lagi di pelajaran Dark Magic!” Teriak Alicia seraya menarik Casie untuk kabur. Aishllinn tertawa dengan tingkah ketiga teman-temannya. Tiba-tiba Canon menariknya.
“Mau kemana?” Tanya Aishllinn
“Kau harus membereskan bajumu. karena aku tidak boleh masuk, jadi kau harus kerjakan semua sendiri.” Ucap Canon sambil terus menatap ke depan.
“Yah! Kok gitu sih......ya sudah lah, udah biasa.” Gerutu Aishllinn sambil terus mengikuti Canon menuju dormitory perempuan.
               Aishllinn mengucapkan terimakasih kepada Canon karena telah mengantarnya sejauh ini. Aishllinnpun melangkah masuk ke dalam Dormitory perempuan. Ruangan dengan wallpaper berwarna violet menampakkan kerajaan milik perempuan dengan hiasan hati yang sangat mencolok membuat lelaki manapun akan mengetahui ini adalah teritori perempuan. Tidak ada lelaki yang berani masuk kemari kecuali ada perayaan tertentu. Aishllinn sangat terpukau dengan keadaan sekelilingnya. Tiba-tiba, seorang wanita paruh baya menghampirinya dan menunjukkan jalan ke kamarnya.
               Setelah sampai di kamarnya, Aishllinn ternyata sekamar dengan seorang anak perempuan yang seumuran dengannya – 14 tahun- dan berwajah sangat cantik. Perempuan itu kaget ketika Aishllinn memasuki ruangan tersebut. Dia langsung berdiri dari sofa dan meletakkan bukunya di atas meja.
“Ah..maaf telah mengganggu, namaku Aishllinn aku adalah teman sekamarmu yang baru. Mohon kerjasamanya.” Ucap Aishllinn sambil tersenyum ramah kepada perempuan itu.
“Namaku Charlotte, lain kali kalau membuka pintu ketuk dulu. Aku tidak suka kau menerobos masuk ke dalam kamar seperti itu.” Balas Charlotte ketus dan kembali duduk di sofa. Melihat tingkah laku Charlotte yang cuek dan ketus, Aishllinn merasa kalau Charlotte tidak menyukai dirinya. Pada akhirnya, Aishllinn memutuskan untuk membereskan bajunya dan bersiap-siap untuk pelajaran besok.
               Selesai membereskan semuanya, Aishllinn termenung. Apa yang harus kulakukan? Akukan tidak memiliki apa-apa untuk menghibur diriku sendiri. Biasanya aku hanya menyanyi, tapi kalau aku menyanyi sekarang....Charlotte pasti akan merasa terganggu...ahh...lebih baik berbaring di ranjang saja. Melihat Aishllinn yang merebahkan dirinya ke ranjang dan termenung. Charlotte beranjak dari sofa dan mengambil sebuah buku dari dalam tasnya.
“Ini, bacalah. Jangan termenung seperti itu...kau terlihat seperti orang bodoh.” Ucap Charlotte sambil berjalan kembali ke sofa. Dalam hati, Aishllinn tahu kalau Charlotte sebenarnya baik, tapi dia tidak mau menunjukkan kebaikkannya itu. Aishllinn merasa kalau Charlotte dan dirinya bisa menjadi teman akrab nantinya.
               Aishllinn memperhatikan buku yang diberikan Charlotte. Sebuah buku tebal bertuliskan ‘The Book Of Spell-Beginner’. Ternyata, Charlotte tahu kalau Aishllinn adalah pemula. Tapi, bagaimana dia bisa tahu? Aishllinn menjauhkan segala pikiran negatif dan membuka buku tersebut. Halamannya sudah usang, tapi masih terawat dengan baik.
               Halaman demi halaman Aishllinn baca dengan tekun dan penuh rasa keingintahuan. Mantra-mantranya sangatlah spektakuler dan berguna. Ada mantra untuk membela diri, salah satunya adalah “Emberacus” Mantra untuk menyerang musuh menggunakan elemen api. Masih banyak yang lain untuk menyerang musuh mengunakan elemen-elemen. Ada juga yang untuk menyembuhkan seperti ‘Curamos’. Masih banyak lagi yang bisa digunakan seperti halnya membereskan barang, untuk mengubah bentuk ada juga yang untuk membetulkan barang-barang yang rusak.
               Selagi Aishllinn tenggelam dalam membaca buku, seseorang mengetuk pintu. Charlottepun yang mengetahui Aishllinn tidak mendengar ketukan tersebut, langsung membukakan pintu menggunakan sihir.
“Ada panggilan untuk Ms. Summer.” Mendengar namanya disebut, Aishllinn langsung melompat dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu.
“Ya, ada apa?” Tanya Aishllinn bingung.
“Mr. Canon Callum memanggilmu. Dia menunggu di depan dormitory. Mohon anda cepat kesana.” Ucap wanita paruh baya yang mengantarkan Aishllinn tadi.
“Ah tunggu...Maaf, tapi bolehkah saya tahu nama anda. Saya tidak enak berbicara tanpa mengetahui nama.” Ucap Aishllinn gugup.
“Maaf atas ketidaksopanan saya. Nama saya adalah Electra Magnus. Anda bisa memanggil saya lectra.” Ucap Lectra dengan sikap tegap tanpa menunjukkan status sebagai wanita paruh baya.
“Nama saya ......”
“Saya tahu, nama anda adalah Ms. Aishllinn Summer.” Sela Lectra.
“Tolong panggil saya Aishllinn saja. Jangan ada Ms-nya.....rasanya aneh”
“Maaf Ms. Summer, sudah peraturan sekolah. Permisi.” Ucap Lectra seraya pergi meninggalkan Aishllinn yang terkagum-kagum akan kepatuhan Lectra terhadap peraturan sekolah.

No comments:

Post a Comment