Wednesday, April 27, 2011

Aishllinn Summer and The Secret of The 4 Seasons

               Dunia nyata, dunia yang dianggap hanya dunia biasa tanpa kekuatan magis maupun supernatural. Itulah yang dianggap beberapa orang di dunia. Tapi, semua hal itu tentunya tidak benar. Tanpa kekuatan magis, dunia tentunya tidak akan terbentuk, dunia tidak bisa menjadi normal. Manusia berpikir kalau kekuatan yang menjaga dunia seperti gravitasi bumi disebabkan oleh ilmiah. Itu adalah kesalahan besar, karena dunia dijaga oleh kekuatan magis yang berada di antara manusia. Terdapat 2 macam manusia: Manusia biasa dengan kehidupan yang biasa dan pekerjaan yang biasa, dan juga Manusia magis yang biasanya disebut dengan penyihir dengan kehidupan dipenuhi petualangan dan hiburan dalam mempelajari hal baru dalam menyihir. Dahulu kala, penyihir biasanya hidup dalam damai bersama dengan manusia biasa. Tapi, karena manusia biasa iri dengan kekuatan yang dimiliki penyihir, maka mereka mulai mengucilkan para penyihir dan membenci mereka. Sehingga para penyihir membuat dunia mereka sendiri tapi masih berada di bumi. Penyihir memiliki keinginan yang berbeda-beda. ada yang ingin kekuatan dan ada yang ingin perdamaian. Penyihir yang menginginkan kekuatan biasanya sangatlah berbahaya, karena mereka akan melakukan apa saja demi menjadi lebih kuat. Tapi, untuk mencegah kehancuran dunia, para penyihir yang menginginkan perdamaian harus memusnahkan para penyihir jahat itu. Tapi, untuk mencegah munculnya generasi para penyihir jahat, mereka mendirikan sekolah-sekolah sihir dengan pengajaran yang mengajarkan perbedaan sihir jahat dengan sihir baik. Dan era para penyihir, dimulai dari sana. Sekolah pertama dan utama adalah sekolah magis yang bernama Eldon.
1000 tahun setelah pendirian sekolah magis Eldon
Seorang anak perempuan beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah dan membuka jendela. Rambut panjang berwarna keemasan, mata sebiru laut, kulit seputih salju, dan juga pipi yang merah semerah buah lobi, sebuah sosok yang sepertinya sempurna bagi semua laki-laki. Tapi, sayang kecantikan yang sangat sempurna itu tidak ditampakkan dengan menggunakan kacamata dan kecantikannya tidak seimbang dengan kehidupannya. Dia hidup dengan paman dan bibinya, serta anak perempuannya yang sangat menyebalkan. Kedua orang tuanya meninggal dibunuh, tanpa diketahui siapa pembunuhnya. Disana, ia diperlakukan layaknya pembantu.
“Aishllinn! Anak kerbau! Cepat bangun! Kau ingin telat sekolah ya?!” Teriak seorang wanita paruh baya dengan nada mengejek bercampur kesal memanggil sambil menggedor pintu kamar anak perempuan itu.
“Baik, Bi. Aku segera keluar” Ucap Aishllinn sambil bergegas membawa handuk dan baju sekolah dan keluar dari kamar. Setelah selesai mandi, sarapan dan memakai seragam, Aishllinn membuka pintu dan mendapati seorang wanita berpakaian nyentrik dengan ikat pinggang berantai dan juga baju dengan jubah berwarna hitam di bagian luar dan merah di bagian dalam menunggu di luar pintu.
“maaf....ada yang bisa saya bantu?” Ucap Aishllinn dengan wajah bingung dan berpikir ‘kenapa tidak mengetuk pintu saja, bukannya melelahkan menunggu dan berdiam di luar.’
“Aku bernama Midorina, aku perlu berbicara denganmu dan dengan paman-bibimu. Mereka ada?” Ucap Midorina tegas dengan wajah tersenyum ramah.
“Silahkan masuk. Paman dan bibiku ada di dalam.” Ucap Aishllinn membalas senyuman ramah itu. Aishllinn bergegas mengantar Midorina ke ruang tamu dan memanggil paman dan juga bibinya. Setelah beberapa basa-basi dan percakapan perkenalan, Midorina menyampaikan pesannya.
“Aishllinn bukanlah manusia biasa, dia adalah penyihir dan akan masuk ke sekolah sihir.” Ucap Midorina dengan wajah mengeras dan menunggu reaksi paman dan bibi Aishllinn yang terkaget-kaget ketika mendapati rahasia yang mereka jaga bertahun-tahun terbongkar begitu saja. Aishllinn terpaku ketika mendengar hal itu.
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti? Penyihir itukan hanya fiksi.” Ucap Aishlinn tidak percaya.
“Kau harus ikut denganku Aishllinn, tempatmu tidak disini, tapi di dunia kami, para penyihir. Hari ini juga kau akan pindah sekolah ke Eldon.” Ucap Midorina tegas dan langsung menarik Aishllinn pergi dari situ. Paman dan bibinya tidak bersikeras menahan Aishllinn disitu karena mereka sendiri senang Aishllinn tidak akan menggangu kehidupan mereka lagi.
“Bagaimana dengan bajuku?”
“Sudah di kirim ke Eldon dan kamarmu.”
“Bagaimana caranya? Tadi pagikan....” Ucapan Aishllinn dipotong Midorina karena dia sudah tidak sabaran.
“Magic... Mengertikan? Kita adalah penyihir dan kita berbuat layaknya penyihir. Sekarang berhenti bertanya dan ikutlah denganku ke stasiun”
“Stasiun? Maksud....” Ucapan Aishllinn disela...lagi.
“Sudah! Jangan banyak bertanya. Kau akan mengerti ketika kau ada disana.” Sela Midorina seraya menaiki sebuah motor yang bila dilihat seperti motor biasa tetapi motor itu bisa terbang tanpa terlihat manusia biasa.
               Setelah sampai di stasiun, Midorina mengantarkan Aishllinn ke dalam stasiun dan memberikan petunjuk bahwa akan ada seseorang yang menjemputnya selain Midorina di dalam stasiun. Aishllinn terus menunggu, dimanakah orang yang akan menjemputnya berada sekarang? Midorina juga menghilang secara tiba-tiba selesai memberikan petunjuk kepada Aishllinn. Pada akhirnya, Aishllinn melihat seorang lelaki menghampirinya. Tubuh lelaki itu tinggi, kulitnya putih dengan warna mata kuning dan rambut berwarna hitam legam, yang begitu kontras dengan kulit dan matanya.
“Kaukah Aishllinn Summer?” Tanya lelaki di depannya itu.
“Ya. Aku Aishllinn Summer.”
“Ikut denganku.” Kata-kata terakhir itu diucapkan lelaki itu seraya berjalan menuju pojok stasiun tersebut. Ternyata terdapat pintu rahasia yang tidak terlihat karena terkamuflase. Pintu yang mengantar Aishllinn pergi meninggalkan dunia mortal. Memulai hidupnya sebagai penyihir dan akan beradaptasi terhadap situasi sekelilingnya. Setelah sampai ke dalam kereta yang akan menuju ke Eldon, Aishllin mengecek setiap ruangan dengan kertas yang digenggam di dalam tangannya. Ruangan dengan nomor manakah yang cocok dengan nomor di kertasnya. Setelah menemukan ruangan yang cocok dia membuka pintu ruangan tersebut. 2 orang anak perempuan yang seumuran dengannya duduk sambil memegangi peliharaan mereka.
“Hmm...? Kau siapa?” Ucap seorang dari mereka yang memegang kucing di pangkuannya.
“Maaf, namaku Aishllinn dan nomor di kertasku sama dengan ruangan ini.”
“Oh. Silahkan duduk, namaku adalah Alicia, dan yang memegang kucing bernama Casie.” Ucap Alicia sambil mengelus-elus seekor anjing yang tidur dengan lelap di pangkuannya.
“Terimakasih senang berkenalan dengan kalian berdua.” Balas Aishllinn dengan tersenyum ramah.
“Senang berkenalan denganmu juga” Ucap kedua perempuan itu secara serempak dan membalas senyuman Aishllinn
“Apa hubungan kalian berdua?” Ucap Aishllin seraya duduk di sebelah Alicia.
“Kami hanya teman sejak kecil. Apa kau sudah memiliki tongkat sihir sendiri? Kami sudah mendapatkan tongkat sihir sendiri karena kami sudah mendapat izin dari kepala sekolah.” Ucap Casie panjang lebar dan terus mengoceh.
“Belum. Memang kalian sudah bisa menggunakan sihir? Aku baru tahu aku adalah penyihir”
“Oh. Tenang saja, kau pasti akan diajari sedikit demi sedikit. Mungkin aku bisa mengajarimu satu atau dua mantra. Pertama aku akan mengajarkanmu mantra untuk mengangkat barang. Itu mudah, hanya perlu memutar tongkatmu dan ucapkan mantra ‘Emos’” Terlihat Anjing Alicia terangkat dan Alicia kaget sedangkan Aishllin terkagum-kagum akan sihir tersebut.
“Hey! Hentikan! Puddle!”
“Keren. Bagaimana bisa? Bolehkah aku mencobanya?” Tanya Aishllinn dengan wajah masih terkagum-kagum dengan hal yang dilihatnya tadi.
“Tentu silahkan” ucap Casie sambil menyodorkan tongkatnya.
“hmm.....’Emos’.....WOW!” Aishllinn sangat kagum bagaimana mantra itu sangat mudah digunakan.
“Keren! Kau baru mencoba menggunakan mantra tapi berhasil untuk percobaan yang pertama kalinya!” Teriak Alicia sambil menatap Aishllinn kagum.
“Memang percobaan pertama kalian tidak berhasil?” Aishllinn menatap bingung kedua teman barunya yang menggeleng tanda tidak setuju.
“Kau pasti akan menjadi penyihir yang hebat! Oh iya, nanti setelah kau sampai, kemungkinan besar kau akan disambut para club ‘Angel’. Jangan tatap wajah mereka, walaupun mereka semua tampan, tapi mereka tidak suka ditatap sembarang orang.” Jelas Casie panjang lebar sambil mengelus kucingnya yang terbangun dari tidur lelapnya.
               Setelah berbicara mengenai diri masing-masing dan latar belakan masing-masing. Alicia mengetahui kalau Casie dan Alicia merupakan teman sejak kecil yang dipertemukan karena sihir. Di dalam hati, sebenarnya Aishllinn iri kepada mereka berdua karena masih memiliki orang tua yang menyayangi mereka.

No comments:

Post a Comment