Wednesday, April 27, 2011

The Secret Sanctuary-Eleanoire part 4

 Kamar yang akan mereka tempati sangatlah jauh dari bayangan mereka tadi. Kamar dengan atap yang transparan menampakkan bintang-bintang yang sudah mulai keluar. Langit sudah gelap. Dinding kamar tidak ditempelkan wallpaper melainkan terdapat banyak ukiran-ukiran peri dan seorang dewi di tengah-tengah para peri. Seninya sangat tinggi. Lantai kamar beralaskan karpet berwarna biru muda membuat suasana menjadi tenang dan juga nyaman. Floriane yang baru masuk melewati pintu kecil yang membuat mereka harus menunduk, terbengong-bengong sambil mengusap kedua matanya.
“Aku akan turun ke bawah. Bila kalian ingin mandi, kalian pencetlah patung dewi di dekat ranjang. Pintu kamar mandi akan terlihat. Bila ada apa-apa, kalian pencetlah peri yang paling dekat dengan dewi tersebut. Kalian bisa mencoba memencet peri lain bila kalian mau. Tidak ada yang berbahaya, cobalah memencet peri yang terbesar sampai yang terkecil sampai keluar sebuah kotak dari dinding. Kalian bisa menemukan sesuatu yang unik di dalamnya. Aku tunggu di bawah.” Jelas Gramps sambil menutup pintu.
“Coba kau cubit pipiku.....apakah aku tidak sedang bermimpi?....AUW! HEY!” Pekik Eth ketika Floriane mencubit pipinya dengan keras.
“Kau yang memintanyakan? Jadi jangan salahkan aku. Waw! Coba kalian lihat....ranjangnya....kenapa cuma ada dua?” Tanya Floriane kecil ketika menyadari ranjang yang ada di pojok Cuma ada dua.
“Itu berarti harus ada yang tidur di lantai..dan itu KAU!” Teriak Ether kesal karena pipinya masih sakit.
“Salah....itu berarti harus ada yang tidur berdua. Dan hanya ada satu kemungkinan. Kau tidur denganku Eth.” Koreksi Walth.
“Hah! Walth masih lebih jenius dari padamu. Aku mandi duluan. Hey!” Teriak Floriane ketika Eth mendahuluinya masuk ke kamar mandi. “Aku yang menekan tombolnya berarti aku duluan!!!! GRRRR!”
“Oh tidak bisa. Siapa cepat dia dapat. Aku duluan!” Ejek Eth sambil ngeloyor masuk ke kamar mandi.
“Dasar....DASAR COWOK MUTAN! SINTING! GILA! TENGIL!” Teriak Floriane kesal. Akhirnya Floriane menyerah dan menunggu giliran dengan Walth.  
                              Ketika mereka selesai mandi dan makan malam mereka semua kembali ke kamar dan mencoba untuk tidur. Eth dan Walth tertidur dengan mudahnya, tetapi tidak untuk Floriane. Dia masih terbangun karena belum terbiasa di rumah kakeknya ini. Dia mengingat-ingat pada saat makan malam tadi. Suasana sangat kaku dan sunyi. Eth yang biasa berisik, diam karena merasa bukan saat yang tepat untuk berisik, Floriane merasa canggung karena merasa kalau ini bukanlah suasana yang diharapkannya...Sunyi. Sunyi adalah salah satu kelemahan Floriane, dia tidak suka suasana sunyi karena hal itu membuatnya takut....seperti sekarang, suasana sangat sunyi dan hebatnya! Dia tidak bisa tidur. Tiba-tiba Floriane mendengar lolongan yang panjang dan memilukan dari hutan sebelah Barat. Bukan hutan jalan mereka masuk yang berada di sebelah Timur, tetapi Barat. Pada saat makan malam tadi, Gramps berkata kalau Hutan Barat tak boleh dimasuki. Mereka boleh bersenang-senang di halaman sekitar, tetapi tidak untuk Hutan Barat. Gramps bilang disana banyak binatang buas. Tetapi, Floriane belum melihat sedikitpun, kecuali mendengar suara lolongan menyeramkan. Floriane beranjak dari tempat tidurnya dan melihat keluar jendela, tiba-tiba Floriane ingat kata-kata Gramps ‘Kalian tidak boleh melihat keluar jendela pada malam hari lebih tepatnya jam 10. Kalian akan melihat hal tidak menyenangkan’. Mengingat kata-kata itu, Floriane langsung mundur tetapi terlambat ketika dia melihat sebuah bayangan hitam menempel di dekat jendela, Floriane berteriak kencang membangunkan kedua saudara sepupunya. Floriane pingsan dan hampir terjatuh kalau Eth tidak langsung menangkapnya.
               Keesokan harinya, Floriane terbangun di ranjangnya. Kepalanya berkunang-kunang.
“mmm.....Urgh....Huh?” Floriane bingung ketika melihat kedua saudara sepupunya tidur di kursi di sebelah ranjangnya. “Eth? Walth? Kalian kenapa tidur di kursi?” Tanya Floriane bingung.
“Huh? Oh....kami tidur di kursi karena....” Walth baru angkat bicara tetapi dipotong oleh saudara kembarnya Eth.
“Kau! Kami tidur di kursi karena tadi malam kau pingsan! Ada apa denganmu? Kenapa kau berteriak dan pingsan dalam sekejap? Kau membuat kami khawatir seperti orang gila!” Ucap Eth setengah berteriak karena kesal dan juga...khawatir.
“Maaf...” Ucap Floriane menundukkan kepala.
“Sudahlah, lagipula kau sudah tidak apa-apa. Memang apa yang terjadi? Kenapa kau bisa pingsan?” Tanya Walth kepada Floriane dengan nada bingung.
“Aku....akukan tidak bisa tidur, lalu aku bangun dari ranjang dan melihat ke jendela. Lalu tiba-tiba, ad sebuah bayangan hitam seperti....Goblin?? menempel di jendela! Dia tersenyum kepadaku dengan senyuman licik dan mengerikan!!!!” Pekik Floriane sambil meringkuk di ranjangnya mengingat kejadian semalam.
“Tidak mungkin! Kami tidak melihat apa-apa! Sudahlah lupakan saja. Kita harus cepat-cepat mandi dan pergi ke bawah. Aku mendengar Ceci memanggil kita.” Ucap Eth buru-buru menekan tombol dewi. Tetapi dia melihat Floriane masuk ke kamar mandi “Hey!”
“Siapa cepat dia dapat! Bleh!” Ejek Floriane sambil menjulurkan lidah.
“Kau terkena batunya, ya? Haha. Kasian adik kembarku ini.” Ucap Walth sambil tersenyum mengejek lalu mengacak-acak rambut kembarnya.
“Jangan sentuh kepalaku! Nanti aku tidak bisa tinggi! Sial! Harusnya aku membiarkanmu terjatuh, Flo!” Teriak Eth membuat Flo cekikikan dari dalam kamar mandi
               Selesai mandi dan membereskan ranjang-agar tidak menyusahkan ceci-Floriane turun ke bawah dan mencoba mencari Gramps, tetapi sayangnya tidak ditemukan.
“Gramps-mu sedang pergi keluar karena ada urusan. Kalian boleh main diluar ataupun didalam ruangan hiburan” Ucap Ceci sambil tersenyum. Ceci mempunyai rambut putih, tetapi entah kenapa wajahnya masih sangat muda dan juga...cantik!? Floriane dan kedua sepupunya merasa kalau mereka masih memiliki beberapa hal yang masih belum mereka ketahui. Mereka merasa kalau tempat tinggal kakek-neneknya ini penuh misteri. Dan kalau dipikir-pikir.....dimanakah Grandma Kellog?
“Hey, Eth, Walth, apakah kalian tidak merasa aneh karena Grandma Kellog tidak ada? Grandma dan Grandpa Kellogkan selalu berdampingan.....lalu kenapa sekarang tidak?” Tanya Floriane kepada Eth dan Walth yang sedang sibuk membaca buku sedangkan dirinya sendiri memandang keluar jendela.
“Kenapa kau bertanya kepadaku? Aku tidak tahu. Tanya saja kepada Grandpa” awab Eth sambil terus membaca.
“Tapi.....aku merasa tidak enak menanyakan hal ini kepada Grandpa.” Balas Floriane dengan muka murung.
“Ya....habisnya kalau mau tahu, ya harus bertanya. Ya nggak Walth!?”
“Diam.....kau menganggu.” Balas Walth dingin.
“Dasar! Kutu buku! Makan aja buku itu sekalian!” Gerutu Eth sambil membanting buku dan melipat kedua tangannya.
“huh?”
“Kenapa Flo?” Tanya Eth bingung melihat Floriane mulai serius menatap keluar jendela dengan ekspresi yang...aneh.
“Itu....kenapa Dave menaruh susu di dekat pemandian burung? Dan kenapa burung kolibri itu meminumnya!? Kupu-kupunya juga!” Pekik Flo melihat pemandangan aneh ini.
“Hah! Tidak mungkin!? Minggir! Minggir!......HAH! Walth! Apakah Burung Kolibri dan kupu-kupu minum susu?!” Tanya Eth sambil melotot.
“Dasar! Kalau mau bodoh jangan kebangetan donk! Urgh. Ya nggak lah!” Jawab Walth kesal karena sedari tadi Eth menganggu.
“Lalu....yang disana?” tanya Eth sambil menunjuk keluar jendela.
“Huh? Mana sih?........!!!!” Walth tidak pernah menyangka apa yang dilihatnya....

No comments:

Post a Comment