Wednesday, April 27, 2011

Aishllinn Summer and The Secret of The 4 Seasons-part 4

“Sampai kapan kita harus seperti ini?!” Teriak Canon sambil berlari bersama teman-temannya.
“Habisnya...mau gimana lagi? Aishllinn bangunnya sering telat!” Balas Charlotte sambil menunjuk Aishllinn dengan muka menghadap Canon.
“Loh! Kok gitu! Lagian aku nggak dibangunin!” Balas Aishllinn membela dirinya sambil menampakkan raut muka kesal.
“Sudahlah! Kita sebaiknya cepat ke kelas Mr. Aldred sebelum terlambat” Lanjut Alicia menghentikan perdebatan ketiga temannya sambil terus berlari.
“Tidak bisa dibliang kelas kalau kelasnya di luar” Tambah Casie dengan wajah berkeringat.
               Akhirnya, kelima teman itu sampai di depan sebuah rumah pohon yang besar dan juga lebar. Mereka berlima melongo melihat rumah itu. Rumah yang dimiliki Mr. Adred sangatlah indah, besar, dan luar biasa. Tapi, kenapa teman-teman yang lain tidak kelihatan ya? Pada akhirnya mereka menemukan sebuah petunjuk yang bertuliskan ‘ KE KOLAM MIRIDIAN’ melihat tulisan tersebut, mereka mulai berlari lagi menuju kolam Miridian. Kolam Miridian, kolam yang sangat indah dipenuhi berbagai makhluk yang rupanya sama indahnya dengan kolam tersebut. Tidak ada yang pernah tahu makhluk apa saja yang tinggal di dalamnya. Tapi beberapa sudah diketahui, contohnya, Mermaid-manusia duyung-, Jigglycuffen, dan masih banyak lagi. Jigglycuffen sangatlah lucu dan merupakan makhluk yang sangat diinginkan setiap perempuan karena kelucuan dan keimutannya.
               Aishllinn menatap keindahan di depan matanya dengan perasaan yang dihinggapi suatu kesenangan dan kenikmatan tersendiri. ‘Rasanya seperti berada di rumah’ pikirnya. Aihsllinn melihat Canon melambaikan tangannya agar Aishllinn mengikuti keempat temannya yang sudah berkumpul bersama teman-teman yang lain. Aishllinn berlari, saat sudah mendekati Canon, tanpa sengaja, Aishllinn tersandung sebuah batu kecil namun kokoh. Melihat Aishllinn yang tersandung, Canon reflek menangkap Aishllinn dengan gesit dan tangkas membuat muka gadis itu merona merah. Canon yang menyadari hal itu ikut-ikutan merona. Melihat kejadian itu, Alicia, Casie, dan juga Charlotte terkikik geli.
“Apa yang ditertawakan?!” Ucap Aishllinn sambil memalingkan mukanya karena ditertawakan temannya.
“Tidak, tidak apa-apa. Lanjutkan saja adegan romantis tadi. aku sangat terhibur kok.” Ejek Charlotte sambil menutup mulutnya karena takut tawanya meledak.
“Sudahlah! Kita perhatikan Mr. Aldred saja!” Omel Canon karena melihat Aishllinn gelisah dan tanpa ia sadari dirinya sendiri juga begitu. Mr. Aldred adalah seorang guru dengan wajah yang masih kelihatan muda dan tampan dan juga umur yang masih bisa dibilang muda, sekitar 30 Tahun. Mr. Aldred, atau yang biasa dipanggil anak muridnya Mr. Ald, merupakan guru teramah dan terlucu di Eldon. Dia sangat jenius dan juga pecinta makhluk magis. Semua muridnya menyukai dia, kecuali para Dunst tentunya. Mereka tidak suka keramahtamahan dan juga kebaikan.
“Jigglycuffen merupakan makhluk magis yang memiliki feromon yang sangat tinggi terutama bagi para wanita. Mereka dianggap sangat unik dan juga lucu. Tapi, selain Jigglycuffen, masih banyak makhluk magis penghuni kolam Miridian yang lucu dan mempunyai kekuatan magis yang unik. Untuk itu, pada hari ini, aku akan memberikan masing-masing dari kalian seekor Meridianes-makhluk magis penghuni kolam Miridian-untuk menjadi teman seperjalanan kalian selama di Eldon. Dan mereka permanen menjadi milik kalian.”
Mendengar hal tersebut, semuanya terlonjak kaget sekaligus melompat sambil berteriak “Horreee” karena mereka akan mendapatkan seekor Meridianes sebagai teman baru mereka. Mereka mulai berbaris mengetahui hal tersebut. Mereka berbaris sesuai nama-dari nama paling akhir di depan dan paling awal yang berada di belakang.
               Setelah menunggu cukup lama, Aishllinn mulai lelah berbaris melihat barisan di depannya masih cukup panjang. Dia sangat iri dengan teman-temannya yang sudah mendapatkan Miridianes mereka masing-masing. Casie mendapatkan Faery- seekor meridianes yang merupakan peri kecil dengan elemen alam. Alicia mendapatkan Marionette-Meridianes dalam bentuk boneka cantik yang menari dan elemennya angin.
Charlotte mendapatkan Splasherion yaitu Meridianes dengan bentuk seorang lelaki yang terbentuk dari air dan ukurannya dapat berubah sesuai suasana, elemennya air tentunya. Dan yang terakhir Canon yang mendapatkan The Flamewer-Seekor Meridianes yang memiliki elemen api dan dalam bentuk kuda mini dengan rambut dan ekor dari api.
               Akhirnya tiba saatnya bagi Aishllinn untuk menerima Meridianes miliknya. Dia maju ke pinggir kolam mendekati Mr. Aldred.
“Namamu Aishllinn Summer, bukan? Baiklah, Aishllinn ikuti ucapanku. Oh..Meridianes La ngnamosenta ariel La More masterus Aishllinn. Ora Meridianes La vonngna Onu onyo Liferas ann koi.” Mr. Aldred mengucapkan sebuah kalimat dalam bahasa para Meridianes dan mengucapkan nama Aishllinn agar Meridianes yang sudah ditakdirkan bagi Aishllinn keluar dari kolam dan menemui tuannya.
Oh..Meridianes La ngamosenta ariel La More masterus Aishllinn. Ora Meridianes La vonnga Onu onyo Liferas ann koi (Oh Meridianes Inilah Aishllinn yang akan menjadi tuan barumu. Keluarlah Meridianes dari kolam untuk menemui hidup dan jalan baru).” Aishllinn mengucapkan kalimat itu dengan hati-hati dan dengan hati yang berdebar-debar. Semuanya melihat ke arah Aishllinn yang merupakan orang terakhir yang akan menerima Meridianes miliknya. Mereka menunggu beberapa saat,  tetapi tidak ada satupun Meridianes yang keluar. Aishllinn kecewa melihat hal itu. Tapi Mr. Aldred masih menunggu sambil berdiri dengan tegap.
“Kenapa tidak ada Meridianes yang keluar? Ini tidak masuk akal?” Ucap Mr. Aldred dengan raut muka bingung setelah menunggu beberapa saat. “Aishllinn maafkan aku...tapi sepertinya...Para Meridianes tidak memilihmu...sebenarnya hal ini tidak wajar, tapi...”
“Sudahlah Mr. Ald, tidak apa-apa. Aku masih memiliki teman-teman kok.” Ucap Aishllinn sambil senyum dengan paksa. Melihat hal itu, Mr. Aldred lega dan kagum akan ketegaran anak ini.
“sekarang kalian bisa kembali ke dormitory kalian masing-masing. lusa kalian akan mendapat tugas baru dariku. Setelah di dormitory, kalian bisa mendekatkan diri dengan Meridianes kalian masing-masing dengan bahasa manusia karena sekarang mereka sudah merupakan 1 dengan kalian. Dan kalian dengan mereka tidak bisa terpisahkan.” Ucap Mr. Aldred dengan tegas. Selesai mengucapkan hal tersebut semua murid mulai berjalan pergi.
“Aishllinn...kau tidak apa-apakan? Jangan sedih, kau masih memiliki kami dan juga teman baru lagi sekarang” Hibur Alicia sambil memeluk Aishllinn yang terlihat kecewa.
“Ya, Alicia benar. Kau masih ada kami” Ucap Canon sambil menepuk pundak Aishllinn dan tersenyum. Entah kenapa Aishllinn merasa dibangkitkan oleh senyum Canon yang menurutnya rupawan itu. Aishllinnpun mulai tersenyum dan mulai berjalan pergi.
“Hahahahaha! Sangat memalukan! Sebagai penyihir kau sungguh malang. Kasihan, tidak ada Meridianes yang memilih dan memihakmu rupanya” Ejek Alex yang tertawa dengan Lydia yang terus menatap mereka dingin.
“Pergilah! Kau selalu mengganggu kami! Lebih baik kau urus dirimu sendiri dan juga Meridianesmu yang berupa Sumo itu!” Balas Charlotte sambil menunjuk Meridianes Alex yang sangat menyerupai sumo. Gendut dan juga memiliki pipi yang merahnya seperti merah permen lollipop.
“Dasar kau! Huh?” Alex berhenti memulai pertengkaran ketika dia melihat sebuah cahaya biru di tengah kolam. “APA ITU!?” Teriaknya panik.
“Ah! Hey semuanya! Lihat! Sebuah cahaya dari dalam kolam!” Teriak seorang dari anak murid yang berada di sana. Dengan kaget semua murid berlari kembali mendekati kolam, tapi tidak terlalu dekat karena takut kalau saja ada bahaya. Mr. Aldred yang juga melihat kejadian itu berlari mendekati kolam. Aishllinn dan keempat kawannyapun mencoba untuk melihat lebih dekt cahaya misterius itu.
“Ah! Sesuatu keluar! Seorang dewi!” Teriak Casie yang berada paling dekat dengan kolam.
“Itu...itu...MAGDELIANA!?” Teriak Mr. Aldred kaget.
“Siapa itu Magdeliana?” Tanya Aishllinn kepada Canon.
“Kau tidak tahu?! Magdeliana adalah Meridianes yang sangat anggun dan juga sangat suci. Dia adalah penguasa kolam Meridianes. Hanya satu orang yang pernah melihat keberadaan dan juga wujudnya dan orang itu adalah kepala sekolah. Aku tidak menyangka aku bisa menyaksikan hal ini” Teriak Canon kagum.
               Magdeliana, Meridianes yang terelegan dan tercantik juga tersuci di antara semua Meridianes. Magdeliana merupakan Meridianes dengan semua elemen-api, air, bumi, angin dan masih banyak lagi. Banyak penangkap Meridianes yang mencoba melihat wujud asli Magdeliana, tapi belum ada yang berhasil. Karena itu para murid hanya mengetahui wujud Magdeliana dari penggambaran kepala sekolah.
               Tiba-tiba, suasana menjadi hening. Magdeliana menapakkan kakinya ke tanah, dengan tubuh dibalut sebuah pakaian yang terbentuk dari air, mahkota dari pelangi, dan juga rambut yang  berwarna keemasan memperlihatkan sebuah replika dari seorang dewi. Ditambah sepasang sayap dan juga cahaya  biru yang menerangi sekeliling tubuhnya yang menambah kesempurnaan dan juga ke-eleganannya.
               Magdeliana melanjutkan langkahnya, gerombolan murid terbelah menjadi dua menyediakan jalan bagi Magdeliana. Magdeliana menengok ke kiri dan ke kanan seperti hendak mencari sesuatu. Tiba-tiba dia berjalan ke arah Mr. Aldred.
“Dimana tuanku...?” Tanyanya dengan suara yang sangat lembut dan merdu.
“Siapa tuanmu?” Tanya Mr. Ald yang merasakan jantungnya berdegup sangat kencang ketika berhadapan dengan Magdeliana yang memiliki tatapan dingin namun cantik.
“Aishllinn....” Semuanya terlonjak kaget mendengar hal itu. Aishllinn? Semuanya menatap ke arah Aishllinn yang juga diam membeku di tempat mendengar namanya disebut. Magdeliana melihat seorang meridianes cantik dengan rambut keemasan sama seperti miliknya, dia menatap perempuan itu dan melihat sesosok perempuan, seorang dewi, kakaknya. Merasa dirinya ditatap oleh Magdeliana, Aishllinn gugup. Tapi secara tidak langsung, dia merasakan dirinya sangat dekat dengan Magdeliana.
“Marlianne?” Bisik Magdeliana menyebutkan nama kakaknya yang hilang. Aishllinn yang masih terpaku terus menatap Magdeliana penuh makna. Magdeliana menghampiri Aishllinn dengan air muka bahagia, rindu, dan kagum. Berbagai macam perasaan terpancar dari wajah Magdeliana. Tapi tiba-tiba bayangan kakaknya menghilang dari pandangan dan dia menyadari orang di depannya adalah tuan barunya....
“Aishllinn....bukan Marlianne, aku adalah Magdeliana. Aku sudah ditakdirkan untuk menjadi Meridianes-mu. Aku meninggalkan semua kekuasaanku untukmu, anak terpilih.” Ucap Magdeliana seraya mengecil menjadi Magdeliana ukuran mini yang lucu, cantik dan juga elegan.
Magdeliana membentuk sebuah kalung untuk Aishllinn-sebuah kalung dengan bentuk bulat berwarna biru dengan permata yang indah di sekelilingnya-dan masuk ke dalam kalung tersebut. Semuanya tetap hening sampai Casie menepuk pundak Aishllinn.
“Wow! Kau mendapatkan Magdeliana sebagai Meridianesmu? Itu keajaiban...kau memang luar biasa.” Ucap Casie memecah keheningan. Semuanya masih terpaku membeku di tempat ketika Mr. Aldred menghampiri Aishllinn.
“Kau sangat beruntung Aishllinn, kau mendapatkan Meridianes terspesial di Eldon. Jaga Magdeliana baik-baik. Dia pasti akan sangat berguna untukmu di kemudian hari.”Ucap Mr. Aldred kagum dan dengan jantung yang masih berdegup kencang akibat kejadian tadi. Dilihat olehnya langit sudah mulai gelap. Iapun berpaling menghadap para muridnya. “ Baik! Sekarang semua kembali ke Dormitory.” Ucap Mr. Ald sambil berjalan pergi mendahului para muridnya.
               Lydia dan juga Alex masih terbengong-bengong di tempat karena kejadian tadi, apakah mungkin Aishllinn anak yang dibicarakan para tetua? Tapi, untuk sekarang masih ada yang harus mereka kerjakan sesuai dengan perintah.
Keesokan harinya, Aishllinn melihat sebuah bola dari air di atas tubuhnya. Magdeliana ada di dalamnya masih tidur lelap. Aishllinn tidak melihat Meridianes Charlotte, tetapi setelah melihat air yang beriak di dalam sebuah gelas, Aishllinn tersadar kalau Meridianes Charlotte masih tidur dalam wujud air tanpa bentuk. Takut telat, Aishllinn bangun lebih awal. Entah kenapa sejak dirinya tiba di Eldon, Aishllinn tidak pernah bangun pagi seperti yang biasa dia lakukan di rumah bibi dan pamannya. Aishllin merasa kalau kekuatannya terkuras habis oleh suatu hal. Aishllinn mendengar sebuah suara, suara Magdeliana yang mengigau.
“Marlianne....kau dimana?” ceracau Magdeliana tak karuan.
‘siapa Marlianne? Kenapa sepertinya familiar?’ pikir Aishllinn sambil berdiam diri. Aishllinn mulai menyentuh bola air Magdeliana dan menarik bola itu ke arahnya. Bola air itu terasa dingin, dan juga menyejukkan. Aishllinn memberanikan diri memasukkan tangannya ke dalam bola air itu.....
“Marlianne! Marliaannneeee! Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku! Kau berjanji!” Teriak seorang Meridianes....Magdeliana....
“Maafkan aku Magdel, ini sudah takdirku......aku harus mengabdi kepada tuanku. Perintahnya adalah hidupku.” Terlihat Magdeliana sedang bertengkar dengan seorang lagi yang mirip dengannya namun terlihat lebih anggun dan cantik. Magdeliana memanggilnya Marlianne.
“Tinggalkan manusia itu! Apa dia lebih penting daripada adikmu?!” Teriak Magdeliana kesal, air mata mulai menuruni pipinya.
“Aku mencintainya....aku tidak bisa....menghilangkan rasa cinta ini begitu saja....maafkan aku...jaga dirimu. Suatu hari aku akan kembali, dengan wujud lain. Jaga dirimu baik-baik....Magdel....aku pergi” Marlianne pergi meninggalkan Magdeliana yang terdiam dengan air mata mengalir di pipinya.
“*Gasp*.......Apa itu tadi? Magdel....Magdeliana...Magdel adalah panggilan Magdeliana pastinya..Lalu siapa Marlianne? Kakak Magdeliana?” Aishllinn yang bingung tentang kejadian yang baru saja dilihat tadi berpaling ke sekeliling ruangan berharap tidak ada yang mengetahui apa yang baru saja dia lakukan tadi. Magdelianapun masih tertidur lelap, tetapi dengan air mata membanjiri pipinya lalu bergabung membentuk bola air tersebut. Aishllinn yang sedih melihat hal itu mencoba memasukkan tangannya lagi dan mengelus Magdeliana dengan lembut dan penuh perasaan. Tiba-tiba Magdeliana berukuran kecil itu memeluk jari manis Aishllinn dengan erat membuat Aishllinn tidak bisa menarik tangannya takut kalau Magdeliana yang lucu itu terbangun. Aishllinn menyerah untuk bangun sepagi ini dan mulai tidur dengan Magdeliana yang masih memegang jarinya.
               “Aishllinn...Tuan Aishllinn...bangun...sudah siang....TUAN AISHLLINN BANGUN SUDAH SIANG” Magdeliana berteriak karena Aishllinn tidak mendengarnya dan dia merasa kalau tuannya ini sangatlah mirip seperti anak kecil yang tidak memiliki ibu dan kehilangan.
“WOW! Magdeliana, teriakanmu sangat keras.” Ucap Charlotte memuji sambil bertepuk tangan karena teriakan Magdeliana berhasil membangunkan Aishllinn dari tidur lelapnya.
“Awww....5 menit lagi....” Ucap Aishllinn sambil kembali menghempaskan dirinya ke ranjangnya.
“Tidak bisa, Aishllinn....ini sudah jam 6.00. kau mau telat dan membuat Canon marah lagi?” Ucap Charlotte mencoba apakah dengan membawa-bawa nama ‘Canon’ bisa membangkitkan Aishllinn dan....ternyata benar....
“Jangan! Kalau diomelin lagi aku bisa mati mendengar ceramah CANON! Aku mandi! Tunggu ya!” Teriak Aishlinn sambil berlari menuju kamar mandi.
               Selesai menunggu Aishllinn mandi, dan berpakaian, Charlotte, Splash(nama singkatan Splasherion), Mag(nama panggilan Magdeliana oleh Aishllinn), dan juga Aishllinn bergegas menuju ruang dormitory Fantasieren.
               Selama mereka berlari, semua orang memandang mereka kagum. Hal tersebut dikarenakan ada Magdeliana disana. Aishllinn merasa gelisah dengan pandangan tersebut. Dia takut kalau semua orang akan mengiranya anak yang aneh dan mengerikan karena Magdelianapun bisa tunduk kepadanya.
               Ketika sampai di dormitory Fantasieren, Aishllinn dan Charlotte kaget ketika melihat Canon ada di lantai dengan Alex berada di atasnya sambil memukuli Canon yang sudah mengeluarkan darah dari sela bibirnya. Aishllinn yang merasakan gejolak amarah berlari ke arah kerumunan, menerobos kerumunan tersebut, dan langsung mendorong Alex untuk menjauhi Canon. Alexpun terdorong meninggalkan Canon dengan memar-memar di sekitar wajah.
“APA-APAAN INI?! Canon...Canon...kau tidak apa-apa?” Teriak Aishllinn khawatir karena luka Canon sangat parah. Alex berdiri siap untuk menerima serangan balas dendam dari Canon, tetapi Canon sudah tidak bisa bangkit. Semua yang ada di runagan itu hanya menyaksikan pemandangan dan suasana tegang itu. Aishllinn berdiri dan menatap Alex penuh dendam.
“APA YANG KAU MAU HUH?! KAU SELALU MENCARI MASALAH!” Teriak Aishllinn. Magdeliana yang berada di sebelah Aishllinn merasa kalau dia pernah melihat kejadian seperti ini. Magdeliana merasakan gejolak amarah dalam dirinya yang datang dari Aishllinn karena diri dan juga jiwa mereka sudah satu.
“Hahaha, aku hanya mencari kesenangan! Hahahaha dasar cowok lemah!” Teriak Alex dengan tawanya yang meledak. Aishllinn merasakan sebuah kekuatan yang bergabung dengan amarahnya.
“Kau!”Aishllinn menodongkan tongkatnya kepada Alex yang sekarang merasakan ketakutan ketika berhadapan dengan tongkat Aishllinn. Tiba-tiba, Aishllinn merasakan kakinya dipegang oleh sesuatu atau seseorang...
“Aishllinn....hentikan....jangan biarkan amarahmu menguasaimu.” Ucap Canon dengan nafas terengah-engah. Aishllinn langsung membungkuk mengelus dan menghapuskan wajah Canon, Aishllinn serasa menyentuh sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang harus menjadi miliknya. Aishllinn menghapuskan perasaan itu dan berbalik kepada Alex.
“Pergilah.....aku mohon, jangan ganggu kami demi kesenanganmu” Ucap Aishllinn dengan kelembutannya sebagai seorang wanita yang membuat Alex merasakan dadanya tergelitik oleh sebuah perasaan. Alex langsung pergi dari tempat itu dengan air muka yang aneh. Melihat kepergian Alex, Aishllinn kembalikan perhatiannya kepada Canon. Aishllinn tiba-tiba mengingat mantra penyembuh di buka Charlotte dan mulai membacakan mantra
“Cureal” Ucapnya, seperti sebuah bisikan kecil. Aishllinn meletakkan tangannya di tangan Canon dan juga luka Canon yang terlihat cukup parah. Luka Canon dalam seketika langsung hilang tanpa bekas. Canon berdiri dan merasakan tubuhnya tidak sakit lagi.
*gasp**Murmur* Semua orang berbisik satu sama lain melihat hal itu. Seperti ada yang tidak normal dengan perbuatan Aishllinn.
“Apakah aku melakukan sebuah kesalahan?” Tanya Aishllinn kepada sekelilingnya karena gelisah.
“Kau tidak melakukan kesalahan, kau hanya melakukan hal itu dengan mudah. Bagi kami, sihir Cureal adalah sihir yang tidak bisa langsung digunakan sebegitu efektifnya. Cureal memang mantra bagi pemula. Tapi tak semudah itu melakukan mantra Cureal. Perlu waktu bertahun-tahun melakukan mantra Cureal seperti yang kau lakukan. Kau memang bukan penyihir biasa.” Ucap salah seorang dari gerombolan tersebut dengan wajah kagum bercampur curiga.
“Maksudmu?” Tanya Aishllinn karena dia merasa dirinya seperti diasingkan dari yang lain.
“Sebaiknya....kau tanya kepada Ms. Midorina, dia tau banyak tentang hal ini.” Ucap Fantasieren itu sambil berjalan pergi karena yang lain sudah melakukan aktivitas seperti biasa juga.
“Tunggu!” Teriak Aishllinn saat Fantasieren itu sudah hampir keluar dari ruangan. Fantasieren itu berbalik dengan wajah bertanya-tanya. “Siapa namamu?” Tanya Aishllinn penasaran.
“Namaku? Namaku adalah Martin Winter. Oh ya, ada satu lagi yang harus kau ketahui. Ada sesuatu menunggumu di perpustakaan.” Ucap Martin sambil pergi meninggalkan Aishllinn kebingungan dengan apa yang dikatakannya. ‘ Sesuatu? Mungkin seseorang bukan sesuatu...lebih baik aku cari tahu’ Pikirnya sampai lupa dengan Canon yang berdiri kebingungan di tengah-tengah teman-temannya.
“Aishllinn....kau tidak apa-apa?” Tanya Charlotte cemas melihat temannya berdiri dengan wajah bingung dan terlihat sedih.
“Aku tidak apa-apa. Bisakah aku meminta tolong kepada kalian untuk mengantarkan Canon ke infirmary untuk diperiksa lebih lanjut? Aku takut ada organ dalam yang terluka karena kejadian tadi....”Aishllinn memohon kepada temannya dengan wajah memohon.
“Tapi Aishllinn, aku sudah tidak apa-apa. Tenang saja.” Ucap Canon sambil tersenyum kecil senang karena Aishllinn memerhatikannya.
“Sudahlah, Aishllinn itu tidak suka dibantah. Kau tenang saja Aishllinn, kami akan mengantarkan Canon ke tujuan. Nanti ketemu lagi disini ya?” Tanya Alicia.
“Ya. Aku ada urusan sebentar. Duluan ya?” Teriak Aishllinn sambil melambaikan tangan karena untuk pertama kalinya dia pergi sendiri di asrama. Dia merasa kalau selama ini dia selalu mengandalkan teman-temannya saja.
               Aishllinn berjalan dengan santai mengelilingi asrama sebelum ke perpustakaan. ‘Hari ini hari yang indah....lebih indah daripada di London....’ Pikirnya sambil menghirup udara segar dalam-dalam.
*Buuk*
“Ow..!” terdengar Teriakan Aishllinn dan seorang lagi ketika dia menabrak seseorang dan terjatuh menghantam lantai dengan keras. Ketika Aishllinn membuka matanya, Aishllinn melihat seorang lelaki berkacamata sedang mengambil bukunya dengan cepat.
“Maaf, biar aku bantu..”Ucap Aishllinn sambil membantu lelaki itu mengambil bukunya. Tiba-tiba tanpa sengaja wajah Aishllinn dan wajah lelaki itu menjadi dekat ketika mengambil buku terakhir. Mereka berdua saling tatap. Aishllinn melihat lelaki itu tidak memiliki wajah kutu buku. Dia lebih mirip seorang idola bila kacamatanya dilepas.
Tiba-tiba, lelaki itu berdiri dan mengucapkan terimakasih dan buru-buru pergi. Aishllinn sebenarnya ingin menanyakan namanya, tapi sudah pergi duluan.
               Setibanya di perpustakaan yang baru pertama kali ia kunjungi, Aishllinn sempat shock karena perpustakaan Eldon sangatlah besar dan memiliki berbagai macam buku. Banyak murid yang membaca buku sihir, ada yang tentang sejarah sihir, mantra sihir, dan masih banyak lagi.
               Tiba-tiba, sebuah buku menarik perhatian Aishllinn. Buku itu bertuliskan ‘Marlianna Thring’ dengan ukiran yang agak berantakkan tapi kokoh kelihatannya. Aishllinn mencoba meraih buku itu, tiba-tiba dia merasa tangannya digigit oleh sesuatu. Aishllinn reflek menarik tangannya dan menghisap jarinya. Saat dilihat, memang benar di ujung jari manis Aishllinn, sebuah cairan kental berwarna merah keluar,darah. Aishllinn mencoba mencari sang pengigit jari tapi tidak menemukannya. Akhirnya Aishllinn menyerah dan mengambil buku tersebut dan mulai membacanya.
               Ketika Aishllinn mulai membuka buku tersebut, mata Aishllinn tertuju kepada penjepit yang berbentuk taring di bagian samping buku tersebut. Jadi ini yang menusuk jarinya. Aishllinn melihat ukiran nama Marlianna Thring sangat indah dan penuh kreativitas walaupun terlihat berantakan dari jauh. Saat meyentuh ukiran itu Aishllinn merasakan sebuah kekuatan yang meluap-luap masuk ke dalam tubuhnya. Ketika Aishllinn mau membuka buku tersebut, halaman buku itu terbuka sendiri seperti menuntun Aishllinn bagian mana yang menarik untuk dibaca.
               Ketika halaman yang terbang berhenti, Aishllinn melihat halaman gelap dengan 3 kata yang membuat tubuhnya merinding. Tiga kata berwarna putih di sebuah halaman berwarna hitam itu sangat menakutkan dan mengancam.
3 kata yang bertuliskan di buku itu adalah:
I AM WATCHING
Aishllinn merasa paru-parunya sesak. Dia melihat sekelilingnya untuk memastikan apa yang buku itu katakan. Tapi, Aishllinn tidak melihat ada orang yang memerhatikan dirinya. Aishllinnpun membalikkan halaman buku itu, tetapi tidak ada tulisan di dalam buku itu. Untuk apa ada sebuah buku tanpa tulisan di perpustakaan? Aishllinn bingung, tetapi dia tetap waspada tentang kata-kata yang dilihat olehnya tadi. Aishllinn membalikkan halaman ke halaman pertama dan dia tidak melihat ada tulisan tadi lagi. Sebuah tulisan dengan warna pudar muncul dengan sendirinya membuat Aishllinn terkejut. Kalimat demi kalimat muncul. Sebuah teka-teki berbentuk puisi terlihat, Aishllinn membacanya dengan suara kecil:
When The Two World Was Divide
The Bond Between Was Lost
 And The Devil Will Be Sealed Inside
The 4 Seasons Try To Keep It Sealed At All Cost
But A Shadow Come To Ruin
To Destroyed The Peace That Will Last Forever
So The 4 Season Must Rejoin
To Keep The Order Of Things come back Together
Mark My Word Aishllinn Summer
You Are The Daughter Of Thunder
Which Must Find Joy And Peace
So Yourself Will Not Turned To A Beast
Recall The Past
To Uncover The Secret Fast
This is The Word Of Marlianna Thring
Bring only the insight The Inside Bring

“Apa maksudnya?” Tanya Aishllinn bingung. Tapi ada 2 kalimat yang dia rasa sangat aneh dan mengejutkan
“Mark My Word Aishllinn Summer
You Are The Daughter Of Thunder”
Ada namanya tertera disana, hal ini membuatnya serasa berkomunikasi dengan buku tersebut. Dia bingung dengan buku itu mengatakan kalau dirinya adalah anak dari petir. Tentu hal itu sangat tidak mungkin untuk dipercaya dan sangat nyata untuk tidak dipercaya.
               Aishllinn bertekad untuk kembali ke Dorm. Tetapi buku itu membuat dia tidak ingin beranjak dari sana. Aishllinn sangat terpaku dengan kalimat dalam buku itu.
               Saat sedang memikirkan artinya, lamunan Aishllinn diganggu oleh kedatangan Alex dan Lydia.
“Hmph! Ketemu lagi? Membosankan. Hmm? Apa yang sedang kau lakukan? Membaca buku yang kosong? HAHAHA dasar aneh!” Ucap Alex sambil tertawa dan tiba-tiba wajahnya dipukul oleh Lydia dengan tamparan yang cukup keras. “Apa-apaan itu?” Ucap Alex sambil memegang bagian wajah yang ditampar oleh Lydia.
“Kau tidak ingin dipermalukan lagikan? Sekarang ayo kita pergi.” Ucap Lydia dengan nada datar seperti biasa.
“Tunggu! Apa maksud kalian halaman kosong? Kalian tidak bisa melihat isi buku ini?” Tanya Aishllin bingung.
“Memang ada isinya?” Tanya Alex lebih bingung dengan reaksi Aishllinn.
“Tidak....tidak ada apa-apa....”Aishllinn tidak ingin ada orang yang tau kalau dia bisa mem=lihat tulisan di dalam buku itu.
“Huh...dasar aneh!” Balas Alex mengejek sambil berjalan pergi mengikuti Lydia di depannya yang sudah keluar duluan dari perpustakaan.
               Aishllinn sedang berperang dengan pikirannya sendiri sekarang. Apa arti puisi itu? Ketika sudah hampir menemukannya, tiba-tiba jawaban itu hilang semua karena muncul pikiran lain. Aishllinn merasa kalau dia kehilangan sesuatu...
‘Aku lebih baik meminjam buku ini dan akan ku baca lebih lanjut di Dorm’

2 comments:

  1. The story is soo nice!! I just couldn't wait for your next chapter! Has this story been made into a book yet? It would certainly be a best-selling book..

    From,
    Your fan4869

    ReplyDelete
  2. oh my! thank you for your compliment about my story. unfortunately, I lost my laptop and all the data in it so I will need sometime to recreate the story, and I also need to concentrate in my studies so I'm quite troubled. just contact me in my facebook(Florencia Melanie is the name) and maybe we could exchange advice and all. Thanks again!

    ReplyDelete