Thursday, May 5, 2011

Aishllinn Summer and The Secret of The 4 Seasons 6


ELDON 1990
      Seorang gadis berambut pirang dengan pita lucu di kepalanya memandang sebuah gedung besar berbentuk istana. Gadis itu menghela nafas dan beranjak pergi memasuki gedung itu. Gedung yang dikenal dengan nama Eldon.
               Sampailah gadis itu di sebuah pintu besar yang menjulang seperti melarang semua orang yang tidak diundang untuk masuk. Gadis tersebut menunggu, dan tiba-tiba pintu tersebut terbuka dengan sendirinya menampakkan bagian dalam Eldon yang megah. Seorang lelaki menatapnya dari jauh seakan sedang menunggu dirinya. Dan ternyata benar, lelaki itu menunggu dirinya, gadis itu berlari menghampiri lelaki yang menatapnya dan gadis itupun tersenyum lebar. Ketika berhadap-hadapan, gadis itu ingin mengucapkan sesuatu tetapi terhenti karena lelaki itu berjalan pergi meninggalkan gadis itu dengan syarat untuk mengikuti.
“....Con...kita kemana?” Tanya Gadis itu kepada lelaki yang bernama Con itu.
“.......”Lelaki itu tidak menjawab seakan-akan tidak mendengar kalau gadis itu baru saja berbicara dengannya. Pada akhirnya mereka berdua tidak bercakap-cakap sedikitpun. Gadis itu hanya murung karena merasa dijauhi.
               Ketika gadis dan lelaki bernama Con itu sampai pada sebuah pintu bertuliskan ‘Ruang Kepala Sekolah’, Gadis itu merasakan tekanan yang luar biasa kuat dari dalam ruangan itu. Gadis itu menunggu sampai Con membukakan pintu. Ketika pintu terbuka, terlihat seorang tua duduk di kursinya tersenyum ke arah mereka.
“Selamat datang Marlianna Thring. Kami sudah menunggu kedatanganmu.” Ucap orang tua tersebut dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya.
“Terimakasih sudah mau menerimaku disini.” Ucap Marlianna sambil membungkuk menandakan terimakasih.
“mm..ini adalah Con, dia akan menjadi pemandumu nanti, bila perlu apa-apa, kau hanya perlu mengatakan kepada Con.” Ucap Orang tua itu sambil mengangguk pelan ke arah Con yang terus diam.
“Kepala sekolah Claymore....apa ada yang perlu kulakukan setelah ini?” Tanya Con dengan wajah datar.
“Oh tidak, seperti yang tadi kubilang, kau hanya perlu memandu Ms.Thring sampai dia beradaptasi ke lingkungan sekitar. Sekarang tolong antarkan Ms.Thring ke Dorm. Fantasieren.”
“Um...Kepala sekolah...bila aku ingin bertanya sesuatu...bolehkah aku datang ke sini?” Ucap Marlianna malu.
“Tentu saja! Pintuku selalu terbuka untukmu.” Balas kepala sekolah sambil tersenyum lebar.
               Ketika Con dan Marlianna pamit dan pergi menuju Dorm.Fantasieren, semua murid memperhatikan Marlianna karena sepertinya aneh bila seseorang masuk ke Eldon ketika bukan semester baru. Mereka berpikir kalau Marlianna pasti sebuah pengecualian dan karena dia spesial.
               Hari pertama dilalui Marlianna seperti murid-murid biasa, dia mulai beradaptasi dengan lingkungan sekeliling tetapi yang paling dekat dengannya hanyalah Con. Marlianna sudah mengenal Con sangat lama, tetapi entah kenapa, Con seperti tidak mau mengenalnya. Tidak seperti dulu ketika Marlianna masih jadi Meridianes...dan masih menjadi milik Con.
               Tidak ada seorangpun yang tahu kalau Marlianna pernah menjadi Meridianes kecuali Con dan Kepala Sekolah. Karena hal itu perlu dirahasiakan. Kepala sekolah bingung kenapa Marlianna bisa berubah menjadi manusia. Dia terus menyelidiki hal tersebut karena itu Marlianna selalu takut bila berhadapan dengan kepala sekolah. Tetapi secara bersamaan, dia bisa merasakan ketenangan.
               Hari kedua di sekolah, Marlianna menghabiskan waktunya di perpustakaan. Dia menulis sesuatu di sebuah buku dengan bagian depan terbuat dari kayu. Dia menulis sesuatu dengan cepat, seperti menceritakan dan menumpahkan semua perasaan dan ingatannya ke dalam buku tersebut sehingga tidak terlewat sedikitpun bahkan kejadian sekecil apapun. Tetapi tiba-tiba ia berhenti. Dia melihat kalau buku tersebut belum memiliki identitas. Pada akhirnya, dia mengukir namanya menggunakan pisau yang dia berikan Con dulu. Dia mengukir dengan teliti walaupun agak berantakan..sebuah ukiran yang bertuliskan ‘Marlianna Thring’
...........................
 ELDON 2011
               Aishllinn memegang buku tersebut dengan hati-hati karena takut merusak ukiran indah yang diukir di bagian depan buku. Aishllinn masih mengingat-ingat kejadian saat di perpustakaan tadi. Ms. Numb, guru sekaligus penjaga perpustakaan mengatakan kalau dia baru pernah melihat buku tersebut dan membiarkan Aishllinn memiliki buku tersebut. Aishllinn senang, tetapi dia juga bingung kenapa Ms. Numb mengatakan kalau dia tidak pernah melihat buku tersebut tetapi buku itu berada disana. ‘Tapi sudah takdirlah’ pikir Aishllinn sambil terus memeluk buku itu selama perjalanan menuju Dorm. Fantasieren.
“Aishllinn kau kemana saja? Lama sekali kau ke perpus!” Teriak Alicia sambil melipat kedua tangannya. Aishllinn merasa terjadi perubahan dengan Alicia. Entah kenapa sepertinya dia terlihat lebih....keibuan?...
“Jangan memperhatikanku seperti itu?! Ayo jawab!”
“Alicia....kau ini, Aishllinnkan baru datang. Kenapa harus ribut-ribut?” Tanya Canon sambil menenangkan Alicia yang dapat terlihat entah kenapa marah sekali. Aishllinn yang menyadari Canon tidak diperban, merasa tenang sekaligus senang karena Canon tidak kenapa-kenapa.
               Aishllinnpun menjelaskan kepada keempat temannya tentang apa yang terjadi di perpus. Diapun menceritakan tentang buku Marlianna Thring. Keempat temannya terbingung-bingung ketika Aishllinn bilang kalau terdapat puisi aneh didalamnya yang tidak bisa ia jelaskan artinya, padahal mereka tidak melihat sedikitpun tulisan di dalam buku itu.
“Tapi...kami tidak melihat tulisan apa-apa Aishllinn.” Ucap Charlotte sambil terus mebulak-balik lembaran demi lembaran buku ‘Marlianna Thring’.
“hmm..? aku juga bingung....tadi Alex dan Lydia juga sama seperti kalian. Alex berkata kalau aku aneh karena membaca buku yang tidak ada tulisannya...apakah ini hanya imajinasiku saja ya...?” Tanya Aishllinn sambil murung karena merasa dirinya sangat aneh.
“Oh!! Aku ingat! Aku baru ingat! Dari tadi aku sedang mengingat-ingat! Dan sekarang aku temukan jawabannya!” Canon, Alicia, Charlotte, dan juga Aishllinn dalam sekejap menengok ke arah Casie.
“mm...begini loh. Dulu orang tuaku sering mengumpulkan buku-buku langka tentang sihir. Tetapi, ada satu buku yang melegenda. Buku itu bernama buku...hmmm Mar...Mar...Marlianna Thring! Ya! Dan katanya, buku itu bukan buku biasa. Buku itu memilih pembacanya, bukan sebaliknya.” Ucap Casie panjang lebar membuat keempat temannya bingung dan terbengong-bengong.
“Maksudmu....?” Tanya Canon bingung.
“Maksudku, buku yang ditemukan Aishllinnkan buku Marlianna Thring, pasti inilah buku legenda itu. Buku ini hanya bisa dibaca oleh yang terpilih saja. Dan Aishllinnlah pembaca terpilih. Begitu.” Ucap Casie tersenyum bangga atas kesimpulannya sendiri.
“Maksudmu...buku ini memilihku?....wow...luar biasa. Tapi, kenapa?” Tanya Aishllinn.
“Soal itu aku tidak tahu.” Jawab Casie murung.
Akhirnya kelima sahabat itu memutuskan untuk mencari arti dari puisi yang Aishllinn lihat di dalam buku itu bersama-sama.
               Pada malam harinya, Aishllinn sangat gelisah karena nama Marlianna selalu masuk dalam pikirannya. Pertanyaan yang sama selalu muncul dalam benaknya. Apa maksud puisi itu? Siapa itu Marlianna Thring..? Dan apa maksudnya ‘I AM WATCHING’? apakah maksudnya seseorang sedang memperhatikannya dirinya? Aishllinn terus berputar-putar dalam lingkaran pertanyaan dan jawaban. Dalam kebingungannya. Aishllinn tersadar kalau Magdeliana jarang sekali berbicara, tidak seperti Meridianes yang lain yang selalu berceloteh. Terutama Meridianes Alicia dan Casie yang sering mengulangi kata-kata majikannya. Aishllinn juga baru teringat sesuatu. Bukankah Canon ketua dari club ‘Angel’? lalu kenapa dia jarang menghabiskan waktu dengan klub lamanya itu sejak mereka berlima mulai berteman. Charlotte juga. Dia tidak sependiam dulu, dia lebih bawel daripada Charlotte yang dulu. Apakah semua berubah karena keberadaan dirinya? Sebuah pertanyaan muncul lagi dalam benak Aishllinn membuatnya susah tertidur.

1 comment:

  1. I really love your story since they had this good feeling that reach to us, readers. I might have said that it's really perfect but maybe you can add a little bit conflict into it so it can become more interesting. I'm an amateur myself so I don't know if what I said it's true or not. I'd just like to encourage you into writing more stories in the future!

    From,
    Your Fan4869

    ReplyDelete